Pada tahun 1998 lalu, barisan armada maskapai nasional Rusia, Aeroflot, resmi dilengkapi pesawat Boeing 777-200ER. Hanya saja, setelah tujuh tahun lamanya atau sampai tahun 2005, maskapai tak lagi menggunakan pesawat itu untuk mendukung rute internasionalnya. Mengapa demikian?
Baca juga: [Video] Boeing 777 Royal Flight Tabrak A330 Milik Aeroflot, Siapa yang Salah?
Pada tanggal 23 Januari 1998 sebuah Boeing 777-200ER menuju ke Moskow dari Boeing Field, Washington, Amerika Serikat (AS) untuk bergabung dengan rumah barunya selama tujuh tahun. Pesawat ini akan menjadi pesawat pertama dari dua unit yang akan bergabung dengan Aeroflot.
Alih-alih membeli pesawat, maskapai tertua di Rusia ini memilih untuk menyewanya, melalui International Lease Finance Corporation yang berbasis di California, AS.
Bergabungnya Aeroflot menjadi maskapai yang mengoperasikan pesawat-pesawat Boeing tentu saja membuat pabrikan bangga. Status maskapai sebagai maskapai nasional Rusia, yang notabene ketika itu masih diselimuti sentimen Perang Dingin, juga menjadikan momentum tersebut terasa lebih spesial. Ketika itu, Aeroflot mengkonfigurasi pesawat dalam tiga kelas. Tetapi, mengapa maskapai memilih Boeing 777-200ER?
Dilansir Simple Flying, utilitas tentu menjadi alasannya. Dengan kemampuan mengangkut hingga 291 penumpang, pesawat tersebut sangat bisa diandalkan untuk rute-rute internasional maskapai, terutama pada layanan ke New York dan London dari basis maskapai di Moskow.
“Aeroflot adalah satu-satunya maskapai di Rusia dengan 777-200ER. Maskapai ini telah menerbangkan pesawat Boeing sejak 1994, ketika menyewakan 767-300ER pertamanya,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.
“Aeroflot saat ini terbang ke 153 tujuan di 84 negara dan menyediakan 70 persen dari semua transportasi udara internasional yang dilakukan oleh maskapai Rusia,” lanjut Boeing.
Sebelum mulai menerbangkan beberapa jenis Boeing selama tahun 1990-an, armada Aeroflot sebagian besar terdiri dari pesawat-pesawat buatan Uni Soviet, seperti Tupolev, Ilyushin, dan Yakovlev. Aeroflot kemudian menambah dukungan Barat dalam armadanya melalui Airbus A310 pada tahun 1992 dan McDonnell Douglas DC-10 pada tahun 1995 untuk operasional kargo.
Baca juga: Aeroflot Registrasi Pesawat Airbus A350 Baru di Bermuda, Gegara Lari dari Pajak?
Setelah berakhirnya Perang Dingin, Aeroflot semakin menggila dan lebih terobsesi untuk mengoperasikan pesawat-pesawat Barat. Saat ini, Sukhoi Superjet SJ-100 tercatat menjadi satu-satunya jet buatan Rusia yang dimiliki pesawat. Sisanya, flag carrier Rusia ini mengoperasikan pesawat-pesawat Barat, Airbus dan Boeing.
Setelah pensiun selama beberapa tahun, Boeing 777 kembali masuk ke barisan armada Aeroflot pada tahun 2013. Hingga kini, maskapai itu tercatat memiliki sekitar 20 pesawat Boeing 777-300. Maskapai juga semakin memodernisasi armada widebody-nya dengan mendatangkan Airbus A350 pertama pada Februari tahun lalu.