Airbus belum lama ini meluncurkan aplikasi pendamping perjalanan setiap traveler, Tripset. Aplikasi ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menyajikan sebanyak mungkin informasi penerbangan dan perjalanan guna memudahkan dan meningkatkan kepercayaan penumpang saat menggunakan moda udara selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Berkah Covid-19, Singapore Airlines Tawarkan Companion App Pertama di Dunia, Ini Kegunaannya
Dikutip dari laman resmi Airbus, aplikasi Tripset menawarkan berbagai keuntungan bagi traveler, pengguna, atau penumpang. Di antaranya, memungkinkan mereka untuk mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi perjalanan terbaru dan akurat serta pembatasan dan persyaratan kesehatan yang berlaku, tanpa harus berkonsultasi dengan berbagai sumber.
Pembatasan perjalanan akibat wabah Covid-19 yang tak kunjung usai di seluruh dunia memang membuat perjalanan penumpang menjadi lebih menantang.
Oleh karena itu, berdasarkan rancangan dan pengalaman aplikasi iflyA380 yang diakui dunia serta meraih beragam penghargaan, Airbus memperkenalkan aplikasi pendamping perjalanan (travel companion application) untuk menyediakan informasi terkini dan real-time kepada publik atau traveler yang bepergian untuk memastikan perjalanan lancar, aman, nyaman, dan menyenangkan.
Dengan fitur two interfaces, yang memungkinkan penumpang mengetahui penerbangan yang tersedia ketika mereka mengakses aplikasi dan tujuan yang dapat mereka pilih, traveler dijamin tak akan bingung dalam menetapkan negara atau kota tempat mereka berlibur.
Selain itu, Tripset juga bermanfaat ketika di lokasi tujuan. Setelah tiket dibeli, aplikasi akan memberi penumpang informasi tentang apa yang bisa dilakukan di tempat tujuan dan kedatangan mereka. Jadi, bisa dibilang, aplikasi Tripset membantu pengguna baik sebelum maupun sesudah memesan tiket.
Guna menghimpun informasi seakurat dan secepat mungkin untuk disajikan di aplikasi Tripset, Airbus menggandeng hampir seluruh pihak di industri penerbangan, dalam kaitan langsung dengan penumpang, seperti maskapai penerbangan, regulator, otoritas bandara, gugus tugas Covid-19, dan lain sebagainya. Semua dilakukan semata untuk mengembalikan kepercayaan penumpang untuk bepergian menggunakan transportasi udara ke seluruh dunia.
Airport Council International (ACI) memperkirakan, sebanyak 9,4 miliar penumpang bakal memenuhi bandara sepanjang tahun 2020. Namun, ketika Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, angkanya hanya menjadi sekitar 3,3 miliar. Artinya, bandara-bandara di dunia kehilangan sekitar 6,1 miliar penumpang.
Menatap tahun 2021, ACI mengaku tak begitu berharap kondisinya akan segera kembali ke era sebelum pandemi, dimana sekitar 9,8 miliar penumpang akan hilir mudik sepanjang 2021. Alih-alih berharap angka sebesar itu, ACI menargetkan sekitar 5,1 miliar penumpang memenuhi bandara, turun sebesar 47,5 persen atau sekitar 4,7 miliar penumpang sepanjang 2021.
Baca juga: Pengamat Aviasi di Dunia Sebut Penerbangan Jarak Jauh Sulit Pulih Cepat Tanpa Hal Ini
Saat ini, beberapa pasar domestik, seperti di Cina dan Rusia nyaris kembali ke titik normal. Adapun pasar domestik di negara lain, seperti India, Jepang, Meksiko, Thailand, dan Amerika Serikat tingkat pemulihannya juga sangat cepat. Berkaca dari itu, ACI berharap, pasar domestik bisa kembali ke angka seperti tahun 2019 pada 2023 mendatang.
Sedangkan pasar internasional butuh waktu agak lama. Diperkirakan tahun 2026 pasar internasional baru akan kembali ke titik normal. Itupun bila tak ada gelombang atau mutasi virus Corona yang membuat dunia kembali menerapkan lockdown ketat.