Aurora D8 digadang menjadi wujud desain pesawat mada depan. Lewat desain brilian, pesawat yang dikembangkan bersama oleh Aurora Flight Science, MIT, dan Pratt & Whitney serta didukung NASA ini diklaim akan membuat konsumsi bahan bakar lebih hemat 37 persen atau menurunkan emisi karbon dioksida hingga 87 persen serta lebih senyap atau minim polusi suara dibanding pesawat jet pada umumnya. Ditargetkan, Aurora Double-Bubble D8 mulai beroperasi pada 2030.
Baca juga: Inilah Enam Teknologi Terdepan untuk Tingkatkan Efisiensi Bahan Bakar Pesawat
Secara kasat mata, sebetulnya desain pesawat tidak sepenuhnya baru. Di masa lalu, desain pesawat seperti itu sudah pernah ada. Desain serupa sayap gawang di bagian belakang tercatat sudah lebih dahulu digunakan salah satunya oleh Sukhoi Su-80 Multirole.
Begitu juga dengan bagian dua sayap membentang cukup lebar di kanan dan kiri pesawat serta desain double bubble. Dua sayap membentang cukup lebar tercatat sudah pernah digunakan oleh Rutan Model 76 Voyager dan pesawat bertenaga surya (matahari) pertama di dunia, Solar One.
Adapun desain double-bubble yang dibanggakan Aurora D8 sudah pernah digunakan oleh pesawat dengan kabin bertekanan pertama di dunia, Boeing 377 Stratocruiser ataupun pesawat legendaris yang disebut-sebut sebagai Airbus A380 Propeller Era 40an, Bréguet 763 Deux-Ponts. Bedanya, dua pesawat itu kembung atau gemuk ke atas sedangkan Aurora D8 kembung ke samping atau kembung tapi melebar.
Lagi pula, Aurora Flight Science, yang diberikan dana sebesar US$2,9 juta oleh NASA untuk mengembangkan pesawat ini, mengakui bahwa desain Aurora D8 didasari oleh pesawat Boeing 737-800.
Tetapi, bila berkaca pada kesepatan awal konsep pesawat ini diluncurkan, Aurora D8 merupakan pengembangan pesawat-x D8 yang dulu sering digunakan pada waktu pasca Perang Dunia sebagai pesawat penumpang komersil, ditambah dengan berbagai sentuhan modern di bagian sayap dan mesin.
Dilansir Simple Flying, teknologi terbaru di bagian sayap disebut mampu mengurangi hambatan pada badan pesawat sehingga membuat penerbangan jadi lebih efisien hingga 70 persen.
Selain itu, sayap terbaru itu juga membuat pesawat melaju lebih kencang mencapai kecepatan sekitar 936 km per jam atau Mach 0,74, didukung oleh mesin terbaru yang lebih kecil dan ringan dari Pratt & Whitney serta United Technologies. Pesawat juga disebut lebih senyap dari pesawat pada umumnya.
Saat ini, pesawat, yang pengembangan utamanya ditujukan untuk mengurangi emisi karbon dan kebisingan, sudah melalui uji coba terowongan angin, teknologi propulsi, dan model uji struktural skala besar melalui model pesawat XD8.
Baca juga: Airbus Dorong Penerbangan “Fello’Fly” Guna Capai Efisiensi Bahan Bakar Hingga 15 Persen
Bila tak ada aral melintang, pesawat ini akan diuji coba pada tahun 2027 dan setelah disertifikasi regulator penerbangan sipil, pesawat widebody double-aisle ini bisa mulai beroperasi pada 2030 mendatang, dengan kapasitas angkut 180 penumpang serta jangkauan terbang sejauh 5.556 km.
Dengan kapasitas besar dan lebih efisien, pesawat ini dinilai lebih menguntungkan maskapai dibanding jet yang ada saat ini. Menarik ditunggu, akankah Aurora D8 mampu merusak duopoli Airbus dan Boeing?