Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret mengingatkan banyaknya kaum hawa yang berjuang untuk kehidupan bangsa maupun keluarga mereka. Seperti salah satunya perempuan asal Somalia yang merupakan wanita pertama yang mengemudikan taksi roda tiga yang disebut Bajaj di jalan-jalan ibu kota konservatif Somalia (Mogadishu) di mana kendaraan tersebut selama ini dikemudikan oleh pria.
Baca juga: Sambut Hari Perempuan Internasional, Dua Stasiun di India Hadirkan Vending Machine “Pembalut”
Wanita tersebut adalah Saynab Abdikarin yang percaya bahwa apa pun pekerjaan yang dilakukan pria, wanita juga bisa melakukannya. Ibu dari lima anak ini mengemudikan Bajaj di Mogadishu demi menghidupi anak-anaknya setelah suaminya meninggalkan mereka sepuluh bulan lalu. KabarPenumpang.com melansir aljazeera.com (7/3/2021), dia tidak memiliki siapa-siapa untuk mendukungnya.
“Jika salah satu anak saya tidak enak badan, saya tidak punya siapa-siapa untuk membantu saya. Saya bekerja untuk mendukung anak-anak saya. Saya banyak mengalami tantangan dari ketidaksetujuan sosial hingga yang lainnya,” ungkap Saynab.
Bahkan para pengemudi bajaaj ini pun cukup membahayakan bagi para pria. Di mana pada April 2019, tiga orang tewas ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan selama protes yang membuat ratusan pengemudi turun ke jalan kota atas pembunuhan seorang operator becak oleh seorang petugas keamanan. Pengemudi becak juga terjebak dalam serangan oleh kelompok bersenjata al-Shabab, yang pejuangnya sering menargetkan pos pemeriksaan keamanan di Mogadishu.
Belum lama ini, tepatnya pada 13 Februari, setidaknya tujuh pengemudi becak terluka di sebuah pos pemeriksaan selama pemboman bunuh diri. Adanya hal tersebut, pemerintah kemudian menutup beberapa jalan di Mogadishu dan ini membuat Saynab dan rekan pengemudi bajaaj lainnya rugi secara finansial.
“Ketika jalan ditutup, itu menjadi masalah,” kata Saynab.
Meski begitu, kehadiran wanita 28 tahun tersebut menjadi pengemudi bajaaj ternyata didambakan oleh para penumpang wanita yang menyambut kedatangannya.
“Saya memilih dia karena dia perempuan, Saya memilih dia karena saya ingin mendorongnya,” kata Safiya Ali.
Seorang pemilik toko di distrik Hodan Mogadishu, Safiya mengatakan dia tidak pernah lebih bahagia di dalam taksi.
“Saya ingin wanita lain juga naik bajaajnya dan lebih menyemangatinya,” katanya.
Tapi Safiya mengatakan dia “sangat” mengkhawatirkan keselamatan Saynab, terutama saat dia bekerja setelah matahari terbenam. Sebab keamanan di Mogadishu bisa menjadi buruk. Apalagi rasa tidak aman adalah perhatian semua pengemudi bajaaj di Mogadishu dan seperti rekan prianya. Saynab mengatakan ada lingkungan tertentu yang dia hindari, terutama pada malam hari.
“Anda bisa dirampok atau terbunuh. Saya lebih suka bekerja di pusat kota,” katanya sembari menyebut beberapa daerah yang tidak akan dikunjunginya.
Petugas polisi sering menyulitkan pengemudi becak di banyak pos pemeriksaan yang menghiasi kota tepi pantai, tetapi Saynab mengatakan menjadi seorang wanita telah menguntungkannya ketika berurusan dengan petugas keamanan. Dia mengaku karena seorang wanita, kebanyakan tentara tidak menghentikan dirinya dan tidak mengganggu.
Dia menyebutkan bahwa mereka mengerti bahwa saya adalah seorang ibu yang bekerja untuk menghidupi keluarga. Dia mengaku para tentara itu mengerti dirinya seorang ibu yang bekerja untuk menghidupi keluarga dan memperlakukan Saynab dengan hormat. Pengemudi pria juga menyambutnya dan mengatakan mereka senang seorang wanita akhirnya bergabung dengan industri mereka.
Baca juga: Merasa Tak Langgar Norma, Ibu Lima Anak Jadi Pengemudi Taksi Wanita Pertama di Jalur Gaza
“Senang sekali melihat seorang wanita bekerja sebagai tukang becak. Saya ingin memberi tahu semua gadis untuk bekerja dan tidak bergantung pada siapa pun. Saya juga ingin memberi tahu semua remaja putra bahwa ada pekerjaan, bahwa mereka dapat menemukan pekerjaan seperti Saynab,” kata Noor Aden Isse.