Pilot dan pramugari Cathay Pacific harus kerja keras. Betapa tidak, mulai 20 Februari 2021 lalu, mereka dihadapi dengan jadwal baru yaitu kerja selama lima pekan tanpa libur. Tidak hanya itu, sepulang bekerja, mereka tidak diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing melainkan harus bermalam di Hotel Headland milik Cathay Pacific dan kembali bekerja esok hari.
Baca juga: Tingkatkan ‘Ketenangan’ pada Penumpang, Cathay Pacific Tawarkan Asuransi Gratis untuk Diagnosis Covid-19
Selama pandemi virus Corona, Hong Kong memang lama dikenal sebagai salah satu negara yang sangat ketat melakukan langkah-langkah pencegahan. Bahkan, setelah virus itu telah mewabah selama setahun lebih, Hong Kong masih belum akan mengendurkan upaya pencegahan, justru malah akan memperketat.
Mulai 20 Februari 2021, otoritas Hong Kong telah menerapkan kebijakan karantina mandiri selama 14 hari untuk awak pesawat, baik itu pramugari maupun pilot. Saat memasuki hari ke-15, mereka tetap akan mendapat pengawasan penuh petugas selama tujuh hari.
Kebijakan tersebut jauh berbeda dari kebijakan sebelumnya dimana awak pesawat hanya diwajibkan mengikuti tes PCR Covid-19 dan dibebaskan dari kewajiban karantina mandiri selama 14 hari usai melakoni penerbangan internasional.
Dengan diterapkannya kebijakan karantina mandiri baru, Cathay Pacific mau tak mau harus memutar otak mengatur agar jadwal penerbangan tak terganggu.
Dilansir onemileatatime.com, selama kebijakan karantina ini berlaku, pilot dan pramugari akan bekerja selama 21 hari berturut-turut. Setiap selesai bekerja, mereka diwajibkan untuk ‘mendekam’ di Headland Hotel milik perusahaan.
Setelahnya, mereka akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari di hotel lain yang ditetapkan otoritas Hong Kong. Barulah setelah itu selesai, mereka akan diberi libur selama 14 hari, dimana tujuh hari pertama mereka akan diawasi secara penuh oleh petugas medis. Tak disebutkan dengan jelas bagaimana cara petugas medis itu memantau mereka.
Namun, bila melihat ke belakang, sejak April tahun lalu, otoritas Hong Kong telah membekali wisawatan dan warga yang menjalankan karantina mandiri dengan gelang elektronik canggih yang akan mendata kemana mereka pergi.
Meski ketat, tak semua awak pesawat wajib dikarantina sepulang dari luar negeri. Untuk rute-rute tertentu, mereka bisa langsung pulang ke hotel. Rute-rute tersebut ialah penerbangan ke dan dari Cina daratan, Taiwan, dan Makau, penerbangan dengan transit di Anchorage (yang merupakan pusat kargo besar untuk Cathay Pacific), serta direct turnaround flight (penerbangan pulang-pergi).
Lagi pula, Cathay Pacific juga tak memaksa pilot dan pramugari untuk ikut jadwal baru maskapai, terlebih bagi yang sudah berkeluarga.
Baca juga: IATA Usul Dunia Jangan Karantina Wisatawan! Ini Alasannya
Akan tetapi, bagi mereka yang secara sukarela bergabung dalam jadwal baru ini, akan ada tambahan gaji. Tak disebutkan dengan rinci berapa tambahannya. Tetapi, Cathay Pacific telah memperkirakan akan mengeluarkan uang sebanyak US$52 juta per bulan selama schedule baru ini berjalan.
Pandemi virus Corona memang memukul traffic penumpang maskapai nasional Hong Kong itu. Pada Januari lalu, maskapai ini hanya mengangkut 30.410 penumpang atau rata-rata di bawah 1.000 penumpang per hari. Angka tersebut adalah rekor break even load factor terendah dalam sejarah perusahaan yang hanya mencapai 13,3 persen.