Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanInilah Konsep Pesawat Listrik-Hybrid MIT, Bisa Sedot Karbondioksida di Langit

Inilah Konsep Pesawat Listrik-Hybrid MIT, Bisa Sedot Karbondioksida di Langit

Saat ini, perjalanan udara disinyalir menyumbang antara 2-3 persen dari emisi karbon dunia, tetapi persentase untuk itu setara dengan 4,5 miliar perjalanan penumpang, pergerakan 64 juta metrik ton kargo dan sepertiga dari perdagangan global dunia. Di samping itu, penerbangan juga menopang 65 juta pekerjaan.

Baca juga: Bahan Kimia Penyebab Ledakan di Beirut Jadi Alternatif Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan

Tetapi, walau bagaimanapun juga, perjalanan udara harus lebih hijau atau ramah lingkungan di masa mendatang. Untuk mewujudkan hal itu, dunia bukan tanpa usaha. Uni Eropa melalui Kesepatan Hijau Eropa (European Green Deal) menargetkan emisi gas rumah kaca turun hingga 55 persen pada 2030 dan mencapai zero emisi atau bebas emisi pada 2050 mendatang.

Amerika Serikat (AS) tentu tak ingin ketinggalan. Ilmuan di seantero negeri didorong untuk melakukan inovasi-inovasi pesawat ramah lingkungan. Di antara hal itu, inovasi dari Institut Teknologi Massachusetts atau MIT mungkin jadi salah satu yang menarik dikupas.

Betapa tidak, saat dunia berlomba untuk menciptakan konsep pesawat bertenaga listrik-hybrid, tim teknik dari kampus terbaik di dunia itu malah membuat pesawat bukan hanya bertenaga listrik-hybrid, melainkan juga pesawat ramah lingkungan yang juga bisa menyedot karbondioksida di langit. Menarik, bukan?

Cara kerja sistem pesawat ramah lingkungan bertenaga listrik-hybrid MIT. Foto: MIT

Cara kerja konsep pesawat bertenaga listik-hybrid ala MIT ini cukup mudah. Secara sederhana, turbin gas, yang di pesawat pada umumnya langsung menggerakkan baling-baling, dialirkan ke generator terlebih dahulu sebelum menghasilkan listrik dan menggerakkan baling-baling.

Di saat yang bersamaan, pembuangan dari turbin gas ditampung oleh sistem kontrol emisi atau emission-control system yang berada di ruang kargo pesawat, sebelum dibuang ke udara. Dengan begitu, bisa dibilang, pesawat berhasil menyedot karbondioksida di pesawat sebelum dibuang atau sama artinya menyedot kabrondioksida saat pesawat di udara.

Dengan cara kerja tersebut, konsep pesawat listrik-hybrid MIT ini diklaim mampu menghilangkan 95 persen emisi nitrogen oksida dan menurunkan 92 persen kematian dini setiap tahunnya akibat menghirup gas beracun tersebut yang notabene menyebabkan masalah pernapasan dan kardiovaskular. Diketahui, setiap tahun, korban jiwa berjatuhan akibat menghirup gas beracun dari emisi berbagai moda transportasi.

Meskipun bobot pesawat menjadi lebih berat 0,6 ton akibat instalasi pengelolaan emisi gas buang pesawat serta instalasi energi listrik dan hybrid, namun, rasanya hal itu setimpal dengan keuntungan yang didapat.

“Ini akan jauh lebih memungkinkan daripada yang telah diusulkan untuk pesawat serba listrik,” kata Steven Barrett, profesor aeronautika dan astronautika di MIT. “Desain ini akan menambah berat body beberapa ratus kilogram pada sebuah pesawat, dibandingkan dengan menambahkan banyak ton baterai, yang akan menjadi beban ekstra yang sangat besar,” tambahnya.

Baca juga: Lima Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil Pesawat di Masa Depan, Nomor Dua Aneh!

“Ini masih akan menjadi tantangan teknik yang luar biasa, tetapi tidak ada batasan fisika mendasar,” jelas Barrett. “Jika Anda ingin mencapai sektor penerbangan bebas emisi, ini adalah cara potensial untuk menyelesaikan berbagai masalah itu dengan signifikan ditambah dukungan teknologi yang sudah mapan,” ujarnya, seperti dikutip dari New Atlas.

Sebagai informasi, makalah yang menjelaskan dengan rinci konsep ini telah diterbitkan di journal Energy and Environmental Science.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru