Indonesia akan melanjutkan rencana memperpanjang pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang didukung Cina hingga ke Surabaya meskipun Jepang menolak untuk bergabung dengan proyek yang diperbesar. Bahkan pemerintah telah menawarkan Cina untuk ikut ambil kesempatan dalam perluasan jalur tersebut.
Baca juga: Setelah Lima Tahun, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Baru Mencapai 56 Persen
Tak hanya itu, untuk perluasan dan perpanjangan jalur kereta cepat hingga ke Surabaya, Indonesia juga membuka kesempatan untuk negara lain berinvestasi. Juru bicara Kementerian Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan, dalam perpanjangan ini, Tokyo menolak undangan Jakarta untuk sebuah konsorsium investor Jepang dan juga tidak ikut dalam tanda tangan.
“Mereka ingin fokus di jalur utara dulu,” kata Jodi yang dikutip KabarPenumpang.com dari benarnews.org (19/1/2021).
Proyek kereta api yang didukung Jepang melintasi sisi utara Jawa, pulau terpadat dan terbangun di Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia menginginkan jalur kereta api berkecepatan tinggi tujuan Surabaya melewati sisi selatan pulau. Jodi mengatakan, pemerintah percaya bahwa perpanjangan akan membuat proyek lebih ekonomis.
Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, mengatakan kepada Beijing pekan lalu bahwa pihaknya dapat membangun perpanjangan kereta api berkecepatan tinggi. Dia membuat tawaran itu saat bertemu dengan Wang Yi, menteri luar negeri Cina yang sedang berkunjung.
“Presiden Joko Widodo telah memberi tahu Presiden Xi Jinping bahwa Cina dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut,” kata Luhut.
Dalam proyek ini, Jodi menyebutkan bahwa Cina tengah melakukan penyelidikan pada proyek tersebut. Di mana satu tim ahli Cina akan dikirim untuk melakukan studi tentang proyek ini dan pada dasarnya Indonesia terbuka untuk investor dari mana saja termasuk Jepang.
Pekan lalu, Ren Hongpeng, wakil presiden China Railway Group Limited (CREC),mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek kereta Jakarta-Bandung tepat waktu.
“Meski kami mengalami kesulitan akibat pandemi, kami tetap akan berusaha menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sesuai jadwal,” ujar Ren.
Konsorsium yang membangun rel cepat Jakarta-Bandung senilai US$6 miliar, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), mengatakan pada Desember bahwa proyek tersebut telah selesai 64 persen, dan dijadwalkan selesai tahun depan. Jalur Jakarta-Bandung 142 kilometer (88,2 mil) diharapkan mempersingkat waktu perjalanan antara kedua kota melalui kereta api menjadi 40 menit dari 3 jam, menurut media pemerintah Cina.
Awalnya Jepang berencana membangun KA berkecepatan tinggi Jakarta-Bandung, namun Jakarta memberikan proyek tersebut kepada Cina setelah Beijing setuju memberikan pinjaman tanpa jaminan pemerintah. Proyek ini disahkan Jokowi pada 2016 dan menjadi proyek andalan di Indonesia di bawah One Belt, One Road (OBOR) yang kontroversial dari Cina, dengan perkiraan lebih dari US$1 triliun inisiatif untuk membangun jaringan kereta api, pelabuhan, dan jembatan di 70 negara.
Djauhari Oratmangun, utusan Indonesia untuk Beijing, mengatakan kedua pemerintah berkomitmen pada proyek tersebut, yang dapat membuka jalan bagi investasi lain oleh Cina.
“Saya berharap proyek ini segera selesai. Setelah proyek ini selesai, akan ada pembahasan proyek-proyek selanjutnya,” kata Djauhari.
Pada tahun 2019, Indonesia dan Jepang menandatangani kesepakatan mengenai garis besar proyek rel kecepatan menengah Jakarta-Surabaya 700 km (435 mil) setelah dua tahun negosiasi, dengan investasi awal sebesar 60 triliun rupiah ($ 4,3 miliar). Proyek ini diharapkan dapat mempersingkat perjalanan kereta Jakarta-Surabaya menjadi 5 jam 30 menit, dari saat ini lebih dari 10 jam. Konstruksi dijadwalkan dimulai pada 2022 dan selesai pada 2025.