Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan seluruh penduduknya untuk tidak lagi membeli barang-barang berlabel Perancis. Pernyatannya ini menanggapi sikap Presiden Perancis Emmanuel Macron yang telah membela penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW dan mendorong munculnya Islamofobia.
Baca juga: Terlepas Soal Boikot, Qatar Masih Rajai Penerbangan Langsung Jarak Jauh di Dunia
Dilansir alkhaleejtoday.co, selain Erdogan, seruan boikot Perancis juga datang dari beberapa negara Islam lainnya, seperti Kuwait, Qatar, Yordania, dan Iran.
Di negara-negara tersebut, seruan boikot produk-produk Perancis sudah nyata terjadi. Restoran, pusat perbelanjaan, swalayan, dan berbagai tempat lainnya sudah tak lagi menjual produk Perancis. Sebagai gantinya, bahkan, beberapa negara Islam saling mempromosikan produk mereka. Seperti di Qatar, mereka mempromosikan produk-produk Turki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas produk-produk Perancis yang sudah diboikot.
Akan tetapi, seruan memboikot produk-produk Perancis mungkin tak akan berjalan secara kaffah atau menyeluruh di beberapa negara Islam. Setidaknya, itulah pandangan dari wartawan asal Belgia, Sam Morgan, sebagaimana laporan al-monitor.com. Dari banyaknya produk Perancis, satu yang menarik adalah pesawat komersial Airbus, dimana hampir seluruh negara-negara Islam di atas memiliki pesawat tersebut yang dioperasikan oleh maskapai nasional mereka.
Qatar Airways, maskapai nasional Qatar, sejauh ini tercatat memiliki sekitar 106 pesawat Airbus, mulai dari Airbus A319-100LR, A320-200, A321neo, A330-200, A350-900, A350-1000, dan A380-800. Royal Jordanian Airlines, maskapai nasional Yordania, sejauh ini, menurut airfleets.net, tercatat memiliki sekitar 66 pesawat, mulai dari Airbus A300, A310, A320, A321, A330, dan A340.
Kuwait Airways, maskapai nasional Kuwait, dari data planespotters.net, memiliki sekitar 59 pesawat Airbus, seperti A300, A310, A320, A330, dan A340. Iran Air, maskapai nasional Iran pun demikian, memiliki 41 pesawat Airbus dengan berbagai jenis.
Turkish Airlines juga tak ketinggalan. Bahkan, maskapai nasional Turki, negara tempat Erdogan memimpin, tercatat memiliki pesawat Airbus terbanyak maskapai-maskapai di atas, mencapai 270 armada. Menariknya lagi, seruan Erdogan memboikot produk-produk Perancis nyaris bersamaan dengan pengiriman Airbus A350 perdana Turkish Airlines. Lantas, akan dikemanakan pesawat tersebut?
Baca juga: Ingatkan untuk Perbaiki Hijab Penumpang, Aplikasi Ride-Hailing Iran Malah Diboikot!
Sejauh ini, pemberitaan di dunia tak banyak yang menyinggung tentang keberadaan pesawat Airbus yang notabene berbasis di Toulouse, Perancis. Tentu saja perusahaan tersebut membayar pajak ke pemerintah Perancis. Di samping itu, Airbus juga menyerap ratusan ribu tenaga kerja. Itu artinya, perusahaan itu menjadi salah satu yang menghidupi Perancis dan sudah sepatutnya Airbus juga wajib diboikot dengan posisinya tersebut.
Namun, beberapa agen travel di negara-negara Islam dilaporkan sudah tidak menjual tiket ke Perancis. Qatar, misalnya, ada sekitar 450 agen travel yang menghentikan penjualan tiket tujuan ke Perancis. Tetapi, sekali lagi, belum ada laporan spesifik terkait keberadaan pesawat Airbus. Bahkan, dari data penerbangan pesawat, berbagai maskapai di atas juga masih menerbangkan pesawat Airbus. Menarik ditunggu, akankah kebijakan boikot produk Perancis akan menyasar pesawat-pesawat Airbus?