Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanDemi Bertahan Hidup, Maskapai AirAsia Banting Setir Bisnis Akikah

Demi Bertahan Hidup, Maskapai AirAsia Banting Setir Bisnis Akikah

Seribu satu macam cara maskapai penerbangan cari selamat, dari mulai restrukturisasi utang, membukan bisnis lain yang masih related, sampai memulai bisnis yang tak berhubungan langsung dengan industri penerbangan. Salah satunya AirAsia.

Baca juga: Digugat Leasing Pesawat Rp340 Miliar dan Rugi Rp3,1 Triliun, AirAsia Diambang Kebangkrutan?

Setelah dihantam isu bangkrut akibat gugatan dari perusahaan leasing asal Hong Kong, BOC Aviation, sebesar US$23 juta atau Rp340 miliar (kurs 14.805), lantaran dua perusahaan AirAsia Group, AirAsia X dan anak perusahaannya, AAX Leasing Two Ltd, mengemplang kewajiban pembayaran utang selama tiga bulan beruntun, core bisnis lainnya di grup perusahaan pimpinan Tony Fernandes ini, AirAsia, justru menjawab kabar tak sedap itu dengan banting setir ke bisnis akikah.

“Selaras dengan pengembangan bisnis digital Grup AirAsia, Ikhlas, hari ini melancarkan satu lagi layanan baru yaitu akikah,” ujar Direktur Ikhlas, Ikhlas Kamarudin kepada media di Kuala Lumpur, seperti dikutip Antara, Selasa (29/9).

“Layanan baru ini terdiri dari akikah luar negeri yang mencakup lebih dari 35 negara di seluruh dunia termasuk Thailand, Kemboja, Vietnam, Laos, Myanmar, Filipina, Indonesia, Bangladesh, Sri Lanka, India, Palestin, Pakistan dan banyak lagi dengan harga serendah RM580 atau Rp2 juta lebih untuk seekor kambing,” katanya.

Ikhlas Kamarudin berdalih, pihaknya dengan bangga merilis bisnis akikah ini sebagai sebuah terobosan baru AirAsia. Singkatnya, AirAsia memutuskan membuka bisnis akikah digital ini bukan karena ingin bertahan hidup di tengah lesunya bisnis penerbangan komersial akibat pandemi virus Corona, melainkan ingin memenuhi kebutuhan gaya hidup kaum muslimin di bawah naungan airasia.com.

Model bisnisnya sendiri, pelanggan akan memilih di kota/negara mana, dari 35 kota/negara yang tersedia, kambing akikah tersebut bakal disembelih. Lepas itu, daging akikah tersebut nantinya akan dibagikan ke komunitas atau masyarakat yang membutuhkan, dengan varian harga terjangkau, berkisar Rp1,7-2 juta per kambing.

“Melaksanakan akikah adalah digalakkan bagi umat Islam sebagai tanda syukur untuk bayi yang baru lahir, dan di antara manfaat lain termasuk mengumumkan kelahiran bayi, merayakan bersama keluarga dan rakan-rakan, selain membantu golongan miskin,” katanya.

Baca juga: AirAsia Mulai Kenakan Biaya Bagi Penumpang yang Check-in di Konter Bandara

Bila ditelisik lebih dalam, sebetulnya, skema bisnis seperti itu sudah lazim ditemui di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu lembaga kemanusiaan ternama dalam negeri, setiap tahunnya sejak 2014/15 lalu di musim hari raya Idul Adha, selalu mengadakan kurban digital, persis seperti akikah digital besutan AirAsia, dimana para pequrban memilih jenis hewan qurban dan ingin disalurkan ke wilayah mana, entah pelosok Indonesia ataupun wilayah rawan pangan di luar negeri.

Bahkan, sejak beberapa waktu belakangan, lembaga kemanusiaan tersebut juga ingin terjun ke dunia bisnis akikah digital, jauh sebelum bisnis akikah digital maskapai AirAsia dimulai.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru