1 Oktober mungkin jadi salah satu tanggal paling bersejarah bagi maskapai tertua di dunia yang masih beroperasi, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij atau yang akrab disapa KLM. Selain menjadi penerbangan uji coba destinasi antarbenua pertama KLM, tepatnya pada 1 Oktober 1924, tanggal tersebut juga spesial buat maskapai atas bergabungnya armada baru mereka, Fokker F-XII, ke dalam rute reguler terpanjang di dunia tersebut, yakni pada 1 Oktober 1931.
Baca juga: Rayakan HUT Ke-100, KLM Torehkan Penerbangan ‘Terlama’ Menuju Indonesia
Dampak kehadiran pesawat tersebut bisa dibilang cukup besar, mulai dari frekuensi terbang menjadi lebih banyak, waktu tempuh jauh lebih cepat, dan muatan yang jauh lebih banyak. Muara dari semua itu, konektivitas Belanda dengan wilayah koloninya pun menjadi lebih intens.
Dikutip dari laman resmi perusahaan, penerbangan pertama antarbenua ini menggunakan sebuah pesawat Fokker F-VII dengan kode registrasi H-NACC, dan diterbangkan oleh dua pilot Van der Hoop serta penyair dan mekanik Van den Broeke.
Laporan Simple Flying, penerbangan antarbenua pertama KLM tersebut memakan waktu sampai 55 hari (1 Oktober 1924 – 24 November 1924), melintasi Athena, Kairo, Baghdad, Karachi, Calcutta, Rangoon, Singapura, dan tiba di Batavia, dengan total 21 pemberhentian. Adapun pemberhentian pertama rute Amsterdam-Batavia itu terjadi di Praha, Cekoslovakia.
Kala itu, penerbangan tak berjalan mulus. Selang dua hari, tepatnya pada 3 Oktober, mesin Rolls Royce mengalami overheat saat memasuki Eropa Timur, tepatnya di dekat Saladinovo, Bulgaria. Tak main-main, mesin dinyatakan hancur total dan tak bisa digunakan kembali.
Mesin baru kemudian dikirim ke Bulgaria dengan kereta kuda selama beberapa hari atas donasi dari majalah kenamaan Belanda, Het Leven. Setelah sampai, mesin baru pun langsung dipasang oleh Van den Broeke. Perjalanan pun kembali dilanjutkan.
Selain menjadi penerbangan terpanjang di dunia, perjalanan Belanda-Batavia juga merupakan koneksi penerbangan terjadwal paling lama di dunia karena menempuh waktu 55 hari.
Sebetulnya, dengan melahap perjalanan sejauh 13.744 km, uji coba penerbangan Fokker F-VII H-NACC tergolong lama sampai memakan waktu hampir dua bulan. Sebab, dengan jarak tempuh yang tak terlalu lama, pesawat Walvaren 2 PK-KKH buatan Achmad bin Talim, pemuda lulusan ITB, Bandung, hanya membutuhkan waktu 18 hari untuk menyelesaikan penerbangan pertama Indonesia ke Eropa (Amsterdam, Belanda) pada 9-27 September 1935.
18 hari itu pun sudah termasuk berbagai kendala di lapangan, termasuk kerusakan mesin. Bila tak ada aral melintang, harusnya pesawat Walvaren 2 PK-KKH hanya membutuhkan waktu 10 hari.
Kembali ke KLM, setelah uji coba berhasil, enam tahun berselang, yaitu tahun 1930, penerbangan terjadwal antara Amsterdam dan Batavia (Jakarta) pun resmi diumumkan. Sejak pertama penerbangan tersebut dijajaki selama seminggu sekali sampai seminggu dua kali, KLM masih mengerahkan pesawat Fokker F-VII (panjang 14 meter lebih), dengan kapasitas dua kru dan delapan penumpang.
Baca juga: Ternyata, Jakarta Merupakan Destinasi Penerbangan Antar Benua Perdana KLM!
Seiring meningkatnya popularitas rute antarbenua pertama maskapai sekaligus rute terpanjang di dunia itu, KLM kemudian mulai mengerahkan pesawat lain yang lebih besar dan tangguh, Fokker F-XII mulai 1 Oktober 1931. Pasca kehadiran F-XII, frekuensi penerbangan juga ditambah menjadi seminggu tiga kali, dengan mengangkut lebih banyak penumpang, yakni 18 pax dengan empat kru. Waktu tempuh juga ikut terpangkas karenanya, menjadi kurang dari 10 hari.
Pada tahun 1932, KLM mendatangkan kembali armada baru, Fokker F-VIII yang tak kalah tangguh dengan Fokker F-XII. Kehadiran pesawat tesebut juga sekaligus menandai keluarnya Fokker F-VII dari layanan. Fokker F-VIII kemudian didaulat oleh KLM untuk melayani penerbangan reguler Amsterdam-Batavia, sedangkan Fokker F-XII beroperasi khusus untuk rute KLM di Eropa.