Beberapa pertanyaan kembali muncul setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB jilid dua diberlakukan. Salah satunya bagaimana dengan nasib moda transportasi baru yakni Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta? Apakah merugi atau baik-baik saja?
Baca juga: “MRTJ Accel,” Kolaborasi MRT Jakarta dan Startup untuk Jalankan Bisnis Anti-mainstream
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, penumpang sempat naik di bulan Juli dan Agustus setelah diberlakukannya PSBB transisi. Namun, dia mengaku pada PSBB jilid dua ini yang dimulai September, penumpang MRT Jakarta per harinya hanya sekitar 13.101.
“Di September karena pemberlakuan kembali PSBB jilid dua yang diperketat maka ridership kita penurunan,” ucap William dalam forum jurnalis virtual, Rabu (30/9/2020).
Bahkan William mengaku, MRT Jakarta juga mengubah jadwal operasionalnya dari jam 05.00 sampai 19.00 dengan jarak tunggu sepuluh menit. Selain itu, William menjelaskan, saat ini pihaknya melarang penumpang yang menggunakan masker scuba satu lapis untuk naik ke kereta. Pelarangan tersebut karena adanya kajian yang menyebutkan masker scuba satu lapis tak efektif dalam memproteksi seseorang dari paparan Covid-19.
“Penumpang diperbolehkan apabila penggunaan masker scuba tiga lapis atau menggunakan masker kain atau medis,” kata William.
Sedangkan peraturan lain yang ditetapkan MRT Jakarta seperti penumpang dilarang berbicara saat berada di kereta dan jaga jarak tetap diberlakukan. Dia menambahkan, pemeriksaan tubuh dan mendesinfeksi kereta setiap hari.
William menambahkan, pada masa pandemi ini, PT MRT Jakarta melakukan strategi kontinuitas bisnis. Dia mengatakan, dalam strategi ini ada tiga periode yang akan dilakukan pihaknya untuk tetap bertahan. Yang pertama adalah periode response, di mana PT MRT Jakarta akan tetap melakukan perlindungan karyawan selama masa pandemi dan akan membantu mereka yang tedampak.
Sebab karyawan adalah aset penggerak perusahaan. Kemudian tetap mengutamakan keandalan pelayanan dan operasional tetap seratus persen baik serta melakukan efisiensi anggaran agar fokus pelayanan transportasi berjalan dengan baik.
Baca juga: Daerah Cagar Budaya di Sepanjang Jalur Fase 2, Jadi Tantangan Tersendiri Bagi MRT Jakarta
“Kedua ada prinsip recovery, MRT Jakarta tetap menjalankan prinsip saat periode respons dan melakukan berbagai inovasi serta terobosan bisnis seperti konstruksi, operasi dan pengembangan bisnis. Ketiga prinsip periode response dan recovery tetap berjalan serta memastikan keberlanjutan korporasi,” jelas William.