Titanic menjadi salah satu sejarah kecelakaan kapal di lautan yang masih terngiang hingga hari ini, bahkan sudah dijadikan film. Namun ternyata ada kecelakaan terbesar kedua yang terjadi pada kapal lainnya. Kecelakaan ini terjadi pada kapal ferry Estonia tanggal 28 September 1994 yang menewaskan 852 orang dan menjadi salah satu bencana maritim terburuk di abad ke-20.
Baca juga: 1 September 1985, Bangkai Kapal Titanic Ditemukan, Banyak Barang Masih Utuh
Kapal ini tenggelam di Laut Baltik tepatnya lepas pantai Finlandia yang berangkat dari Pelabuhan Tallin di Estonia menuju ke Stockhlom di Swedia. MS Estonia mengangkut 803 penumpang dan 186 awak di dalamnya dan berangkat pukul 18.30 waktu setempat pada 27 September serta akan tiba pukul 09.30 waktu Stockholm esok harinya.
Namun saat itu cuaca buruk dengan gelombang yang cukup tinggi hingga tanda pertama muncul di mana MS Estonia terdengar dentuman logam yang disebabkan oleh gelombang besar yang menghantam pintu haluan pukul 01.00 pagi waktu setempat. Kemudian ketika dilakukan inspeksi untuk memeriksa indikator lampu untuk ramp dan visor tidak menunjukkan masalah. Lalu sepuluh menit berikutnya suara sama dilaporkan penumpang dan awak kanin lainnya.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, pada pukul 01.15 bow visor diketahui terlepas dari ujung kapal sehingga membuat badan MS Estonia miring ke kanan. Pukul 01.20 terdengar sebuah suara lemah dari seorang wanita “Häire, häire, laeval on häire” bahasa Estonia dari “Alarm, alarm, alarm berbunyi di dalam kapal” melalui saluran pengeras suara.
Beberapa saat kemudian baru terdengar tanda bahaya berbunyi dan prosedur menurunkan sekoci penyelamat mulai dilakukan. Sayangnya saat itu kapal sudah miring sekitar 30–40 derajat ke kanan mengakibatkan hampir tidak mungkin bisa berjalan dengan aman di dalam tubuh kapal.
Pintu dan aula berubah menjadi jebakan maut dan mereka yang berhasil selamat adalah orang-orang yg saat itu sudah berada diatas geladak kapal. Pesan “Mayday” dikirimkan awak kapal pada pukul 01.22, tapi pesan tersebut ternyata tidak sesuai dengan standard internasional.
Karena kehabisan tenaga posisi kapal menjadi sulit diketahui dan memperlambat upaya penyelamatan. Dari total 989 penumpang dan awak kapal hanya 138 orang yang selamat tetapi satu diantaranya meninggal dirumah sakit.
Baca juga: Inilah Serangkaian Faktor yang Menjadi Penyebab Tabrakan kapal di Laut
Salah satu korban tewas karena tenggelam adalah penyanyi Estonia Urmas Alender. Dalam insiden ini secara total 94 jenazah ditemukan dimana 93 diantaranya ditemukan setalah 33 hari dan korban terakhir ditemukan 18 bulan kemudian. Banyaknya korban dari tenggelamnya MS Estonia sendiri karena penumpang terperangkap di lambung kapal dan beberapa diantaranya terkena hipotermia.