Airbus jadi salah satu perusahaan pendaftar paten atas berbagai temuan unik dan inovatif terbesar di dunia. Setidaknya, setiap tahun, Airbus menghabiskan tak kurang dari €3,5 miliar atau sekitar Rp61 triliun (kurs 17.565) untuk penelitian dan pengembangan. Dari 37 ribu paten yang telah diajukan produsen pesawat asal Eropa ini, salah satu yang paling unik adalah paten atas desain konsep pesawat inovatif dan futuristik Donat Terbang (Flying Donut).
Baca juga: Folding Airline Seats, Paten Airbus Paling Berguna di Masa Pandemi Corona!
Dilansir Simple Flying, disebut Donat Terbang, sebab, paten konsep pesawat Airbus meletakkan kursi penumpang (kurang lebih sebanyak 118 kursi) membentuk lingkaran di bagian tengah pesawat, dengan lubang di tengah sebagai akses keluar masuk penumpang. Lubang di bagian tengah ini nantinya akan menggunakan eskalator untuk memudahkan proses naik turun penumpang. Tetapi, di gambar lain, Airbus bahkan mengajukan penggunaan lift (elevator), bukan eskalator.
Dalam konsep Donat Terbang, pantry awak kabin berada di antara kokpit pilot dan kabin utama penumpang, berbeda dengan desain pantry pesawat pada umumnya yang berada di bagian belakang setelah kokpit dan kabin utama.
Paten Donat Terbang Airbus yang sudah diajukan ke Kantor Paten Eropa dan AS pada tahun 2014 ini dinilai sangat out of the box oleh banyak kalangan. Hal itu mengingat secara desain, pesawat sangat berbeda jauh dengan pesawat jet yang ada. Namun, Donat Terbang Airbus diragukan mampu terbang dengan jarak jauh dengan desain tersebut.
Akan tetapi, keraguan tersebut segera terjawab dengan penjelasan Airbus dalam paten yang diajukan. Produsen pesawat asal Eropa ini mengklaim bahwa konsep Flying Donut jauh lebih efektif, efisen, dan aman dari desain pesawat saat ini. Sebab, konsep tersebut lebih tahan terhadap tekanan besar dari luar pesawat dengan menghilangkan konsep kabin penumpang longitudinal. Selain itu, desain sayap sederhana juga membuat pesawat lebih efisien.
Selama bertahun-tahun, konsep Donat Terbang Airbus terus dipelajari para perangcang papan atas dunia untuk mewujudkannya menjadi sebuah pesawat terbang. Sejauh ini, pesawat konsep model skala Flying-V besutan KLM-TU Delft dan Airbus MAVERIC (Model Aircraft for Validation and Experimentation of Robust Innovative Controls) sebagai prototipe teknologi model “Blended Wing Body” menjadi jawaban atas desain konsep Donat Terbang; khususnya terkait desain sayap sederhana.
Baca juga: Airbus Dorong Penerbangan “Fello’Fly” Guna Capai Efisiensi Bahan Bakar Hingga 15 Persen
Hanya saja, perubahan besar desain pesawat perlu diikuti oleh perubahan desain bandara dalam menangani pesawat. Langkah tersebut tentu tidak mudah. Itulah sebabnya, saat ini, Airbus belum terlalu menaruh perhatian besar ke konsep pesawat Donat Terbang dalam beberapa tahun mendatang. “Ini (konsep Donat Terbang) bukanlah sesuatu yang sedang dalam pengembangan aktif,” jelas juru bicara Airbus kepada Financial Times.
Kendati demikian, konsep Donat Terbang cukup menarik ditunggu, apakah akan digabungkan dengan konsep bahan bakar masa depan seperti hidrogen, hybrid, dan listrik, atau akan tetap menggunakan bahan bakar fosil namun tetap mempertahankan desain seperti yang sudah diajukan paten pada 2014 ini?