Di Indonesia, kecelakaan kereta api seperti hal yang biasa dan bisa menjadi luar biasa bila korban jiwa mencapai ratusan orang. Beberapa kecelakan kereta bahkan terkenal dan dijadikan sebuah film untuk mengenang kejadian tersebut, salah satunya adalah tkecelakaan kereta di Bintaro.
Baca juga: Darman Prasetyo – Masinis Muda Heroik di Tragedi Bintaro 2 Yang Terlupakan
Namun, KabarPenumpang.com kali ini tak akan membahas tentang kecelakaan kereta Bintaro tetapi kecelakaan lain di daerah Depok yang cukup memakan korban jiwa. Ya, kecelakaan kereta api yang terjadi di desa Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat.
Tepatnya di perlintasan antara Stasiun Depok dengan Stasiun Citayam yang mana di masa itu jalur Depok menuju ke Bogor masih menggunakan satu jalur alias jalur tunggal. Kecelakaan ini mengakibatkan 116 korban meninggal dunia dan puluhan orang mengalami luka baik ringan maupun berat.
Insiden maut ini terjadi pada 56 tahun silam tepatnya pada 20 September 1968. Kecelakaan maut ini tercatat menjadi kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia sebelum Tragedi Bintaro pada 19 Oktober 1987.
Peristiwa ini sendiri bermula saat sebuah kereta api uap Bumel yang klasik dengan kereta api cepat berlokomotif diesel modern tipe BB200. Kemudian beberapa gerbong tergelincir dan terbalik setelah tumbukan tersebut.
Korban banyak dari gerbong depan kedua kereta di mana sebagian dibawa ke Rumah Sakit Harapan di Depok dan lainnya ke Bogor. Pada laporan awal menyebutkan korban meninggal dunia sebanyak 30 orang dan 48 orang luka serius serta 150 orang luka ringan.
Peristiwa kecelakaan kereta di Ratu Jaya ini sendiri menjadi satu diantara lima kecelakaan kereta maut di Indonesia. Bahkan kecelakaan di Ratu Jaya bukan hanya sekali, tetapi pada 25 tahun setelahnya tepat pada 2 November 1993 kembali terjadi.
Baca juga: Hari ini 31 Tahun Lalu, Terjadi Kecelakaan Kereta Terbesar di India, Tewaskan 140 Orang!
Saat itu dua KRL ekonomi bertabrakan di desa Ratu Jaya di mana benturan keras membuat dua kepala kereta mencuat ke atas hampir setinggi tiga meter. Dalam insiden kedua ini sebanyak 20 orang meninggal dunia dan seratus orang lebih terluka. Meski begitu peristiwa kecelakaan di Ratu Jaya sendiri kalah menarik dibandingkan Tragedi Bintaro.