Setelah menderita kerugian sekitar US$300.000 akibat perusakan kaca kereta bawah tanah New York oleh demonstran, Otoritas Transportasi Metropolian (MTA) dikabarkan tengah meninjau ‘strategi jendela retak’ atau ‘broken windows strategy’ untuk mengendalikan situasi. Saat ini, MTA tengah berkomunikasi dengan Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) terkait rencana tersebut.
Baca juga: Imbas Corona, Wanita Asia Jadi Bahan Omelan Rasis di Kereta Bawah Tanah New York
Hanya saja, tak dibeberkan dengan jelas korelasi langsung antara strategi tersebut dengan upaya menekan frekuensi pengrusakan jendela dan kerusuhan oleh orang tak dikenal, yang diduga masih ada kaitannya dengan protes kematian George Flyod oleh orang kulit hitam.
Kepala Keamanan MTA, Pat Warren, mengungkap kondisi yang sudah sedemikian kacau membuat pendekatan represif sangat dimungkinkan, selain tetap menjalankan pendekatan preventif melalui peningkatan pengawasan.
Bila tidak, hal itu akan sangat merugikan mengingat pandemi Covid-19 membuat keuangan MTA mengalami defisit akibat ditinggal pelanggan. Ibarat jatuh tertimpa tangga, seringnya perusakan jendela kereta bawah tanah New York juga menyebabkan stok jendela jadi semakin menipis.
“Izinkan saya memberi tahu Anda, jika ada waktu yang kami pikirkan tentang strategi jendela retak, ini mungkin saat yang tepat dan kami pasti ingin melanjutkan dan bekerja dengan NYPD terkait strategi itu jika mereka (NYPD) memilih untuk menerapkannya,” Kata Warren, seperti dikutip dari qns.com.
Upaya mencegah terjadinya aksi vandalisme, dalam hal ini memecahkan kaca jendela dengan berbagai benda tumpul saat kereta bawah tanah tengah beroperasi, mendesak untuk dilakukan. Ketika itu terjadi, MTA, mau tak mau harus mengirim kereta ke depo untuk diperbaiki.
Akibatnya, jadwal kereta jadi terganggu dan terjadi penumpukan di beberapa stasiun. Selain membuat penumpang jadi tak nyaman, kerumunan yang tercipta akibat keterlambatan kereta juga membuat potensi penyebaran virus corona menjadi semakin besar. Terlebih, subway Kota New York merupakan salah satu kereta bawah tanah tersibuk di dunia, bersama Beijing, Seoul, Shanghai, Moscow, Tokyo dan Guangzhou.
Baca juga: Jilat Jemari dan Pegang Tiang Kereta Bawah Tanah, Pria ini Mendapat ‘Kutukan’ dari Netizen!
Baik pihak NYPD maupun MTA, sejauh ini belum bisa mengidentifikasi motif dibalik pengrusakan tersebut. Keduanya juga tak mau berspekulasi. Namun, untuk sementara waktu, sambil opsi strategi jendela retak dijalankan, NYPD berencana menempatkan polisi berpakaian preman untuk mencegah pengrusakan kembali terulang.
Sekilas tentang subway Kota New York, dengan 469 stasiun, New York Subway didapuk sebagai sistem kereta dengan jumlah stasiun paling banyak di dunia; sekalipun dalam daftar kereta bawah tanah tersibuk di dunia, New York Subway bukanlah rajanya. Saat ini terdapat 34 jalur subway yang beroperasi setiap harinya di dunia bawah tanah Kota New York. Pada tahun 2016 lalu, sistem kereta bawah tanah Kota New York yang mulai dibangun pada 1904 tersebut, tercatat melayani sekitar 5,7 juta pengunjung per hari.