Salah satu tantangan terbesar implementasi mobil listrik dalam skala besar adalah kecemasan tentang daya hidup mobil tersebut. Dengan kisaran rata-rata sekitar 100 mil (161 km) per charge, semua kendaraan listrik masih tidak mampu bersaing dengan mobil konvensional – terutama jika lampu, wiper kaca depan, atau AC dinyalakan. Oleh karena itu, Fraunhofer, sebuah organisasi riset berorientasi aplikasi terbesar di Eropa sedang mengerjakan desain baterai baru yang bisa meningkatkan jangkauan mobil listrik hingga 1.000 km (621 mil).
Mobil listrik tidak menggunakan baterai tunggal, melainkan sekumpulan baterai yang terbuat dari ratusan hingga ribuan sel baterai individual yang dikemas dan saling berhubungan. Sel baterai terpisah ini masing-masing memerlukan dudukan seperti terminal, kawat, kabel, dan monitor elektronik, yang jika semuanya digabungkan akan menghabiskan separuh tempat dari keseluruhan kemasan baterai. Selain itu, semua koneksi listrik tersebut akan hilang jika melalui hambatan.
Bekerja sama dengan ThyssenKrupp System Engineering dan IAV Automotive Engineering, Institut Fraunhofer di Dresden mengembangkan EMBATT, jenis baterai baru yang mengurangi jumlah komponen tersebut dalam desain yang lebih sederhana, dan tentu saja tidak menghabiskan banyak ruang. Ruang kosong tersebut nantinya akan digunakan untuk menyediakan kapasitas penyimpanan listrik ekstra.
EMBATT memanfaatkan sumber listrik lain, yaitu sel bahan bakar. Sistem kerja dari sel bahan bakar tersebut adalah dengan menggabungkan oksigen dan gas, seperti hidrogen atau metana, melintasi jaringan berpori, untuk menghasilkan listrik. Salah satu komponen kunci dari sel tersebut adalah lempeng bipolar. Lempeng ini mencakup kedua sisi sel dan memiliki sejumlah fungsi, namun tujuan utamanya adalah untuk bertindak sebagai elektroda. Elektroda akan mengumpulkan listrik yang dihasilkan oleh sel dengan satu lempeng anoda dan yang lainnya sebagai lempeng katoda.
Gagasan Fraunhofer adalah mengganti konektor individual di kemasan baterai dengan lempeng serupa. Alih-alih mengatur sel baterai, mereka akan ditumpuk menjadi satu kesatuan yang memanjang ke atas dan ditutupi oleh sebuah piringan, dimana pada permukaan piringan tersebut akan dialiri oleh arus listrik. Ini tidak hanya menyederhanakan desain, tapi membuat listrik tersedia lebih cepat.
Pada desain Fraunhofer, lempeng bipolar ini berbentuk seperti pita metalik yang dilapisi oleh keramik bubuk yang dicampur dengan bahan polimer dan bahan konduktif elektrik pada kedua sisinya. Keramik tersebut bertindak sebagai media penyimpan energi, dengan satu sisi pita bertindak sebagai anoda dan yang lainnya sebagai katoda, tergantung pada perumusan lapisan. Pihak Fraunhofer mengatakan bahwa pengaturan ini akan memungkinkan kemudahan dalam pembuatan dan masa pakai yang lama.
Hasil dari semua ini adalah bahwa mobil listrik bisa membawa kapasitas baterai yang lebih besar namun tidak membutuhkan banyak ruang atau menambah berat, memberi mobil kisaran 1.000 km (621 mil) dalam jangka menengah. Sejauh ini EMBATT masih diteliti oleh para ahli di laboratorium, namun para mitra tengah berusaha untuk meningkatkan teknologi tersebut sehingga layak dipasang di kendaraan uji pada tahun 2020.