Monday, November 25, 2024
HomeBandaraTiba di Canberra dari Melbourne, Penumpang Seperti Kena Prank Karena Harus Karantina

Tiba di Canberra dari Melbourne, Penumpang Seperti Kena Prank Karena Harus Karantina

Kaget dan seperti merasa di prank atau di jahili, mungkin ini yang dirasakan oleh para penumpang pesawat yang baru mendarat di QF2148 di Canberra dari Melbourne. Apalagi ini menjadi penerbangan terakhir yang tiba sebelum penguncian atau lockdown di Victoria berlaku.

Baca juga: Melbourne Kembali Lockdown, Penumpang Kereta yang Tiba di Stasiun Central Sydney Kabur Saat Diperiksa

Seorang penumpang yang baru tiba di Canberra menggambarkan salah satu situasi saat itu di mana seorang anak kecil yang bepergian tanpa pendamping diamankan oleh pejabat kesehatan ATC dan menangis. Kemudian penumpang lain ada yang menunggu untuk langsung kembali ke Melbourne dan tidak meninggalkan kedatangan karena tidak memiliki tempat tinggal untuk karantina di Canberra.

“Aku hanya akan berada satu hari di sini,” kata penumpang tersebut.

Penumpang ini bingung ketika berada di area pemeriksaan, petugas melarangnya pergi dari terminal lebih jauh dan saat ke toilet pun dia kembali ke area pengamanan. KabarPenumpang.com merangkum canberratimes.com.au (7/7/2020), diketahui ketika semua penumpang tiba di ujung gang pesawat mereka disambut petugas kesehatan ACT yang mengenakan pakaian alat pelindung diri lengkap.

Kemudian penumpang dibawa ke kedatangan dan para petugas mulai memeriksa data-data mereka yang berangkat dari Victoria. Petugas juga bertanya rencana penumpang tinggal untuk karantina saat di Canberra. Beberapa penumpang mengaku ini adalah pertama kali mereka mendengar tentang karantina dan bertanya-tanya mengapa tidak diberitahukan sebelum mereka naik pesawat di Victoria.

Beberapa penumpang ada yang diperbolehkan masuk ke ACT tetapi pergi ke tempat isolasi dengan taksi. Penumpang pesawat pun mengaku mereka diberitahu oleh petugas kesehatan ACT untuk duduk di kursi belakang taksi.

Sedangkan penumpang lainnya kembali sesuai rencana tetapi banyak yang mengatakan mereka bergegas kembali lebih awal saat pembatasan perjalanan di luar Victoria diberlakukan pada hari Senin. Pengumuman karantina yang bisa dikatakan tiba-tiba ini membuat seorang nenek 63 tahun tidak senang dengan proses di kedatangan Canberra tersebut.

“Itu tadi lelucon. Mereka mengada-ada saat mereka pergi,” ujar nenek yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Pihak Bandara Canberra mengatakan mereka memahami perubahan tersebut akan mengganggu bagi banyak orang di komunitas dan meminta maaf kepada siapa pun yang terganggu perjalanannya. Hal ini dilakukan mereka karena di Victoria perkembangan Covid-19 berkembang dengan cepat dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi yang lainnya baik kesehatan maupun keselamatan ACT.

Beberapa penumpang yang mencoba mencari tiket kembali mengatakan harga di pagi hari $149 dan setelah pengumuman penutupan pembatasan melonjak hingga $367. Penumpang bahkan menuduh Qantas menaikkan harga karena pembatasan ini. Kemudian hal ini dikatakan Qantas telah menjual tiket seharga $149 tetapi tiket penerbangan di hari Senin (6/7/2020) tidak ada.

Qantas juga mengatakan bahwa itu tidak mengatur kontrol kesehatan di bandara. Untuk diketahui, saat penerbangan terakhir tersebut tiba di bandara Canberra, hanya ada satu penumpang yang dizinkan masuk dengan syarat ia langsung berkendara kembali ke Victoria.

“Saya sudah membeli mobil di sini sehingga mereka memberi kami pembebasan,” kata Paul Clark.

Baca juga: Kabar Sedih, Australia Tutup Akses Masuk Buat Wisatawan Hingga 2021

Dia langsung keluar dari terminal di Canberra untuk mengambil mobil dan kemudian membawanya pulang. Tapi dia kesal bahwa dia harus tinggal di karantina selama 14 hari.

“Kami memahami bahwa perubahan ini akan mengganggu bagi banyak orang di komunitas kami dan kami meminta maaf kepada siapa pun yang rencana perjalanannya terganggu. Namun, situasi di Victoria telah berkembang dengan cepat dan kami harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan komunitas ACT,” ujar pihak ACT Health.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru