Bagi sebagian orang, kereta terbang umumnya sukar dilakukan. Namun, Antonov An-124 membuktikan bahwa hal tersebut tidak lagi hanya impian semata. Hanya saja, bukan terbang dalam artian yang sesungguhnya, bersaing dengan pesawat sebagai salah satu moda transportasi udara, melainkan terbang karena diterbangkan oleh pesawat.
Baca juga: Oleg Konstantinovich Antonov – Sosok Legendaris di Balik Nama Besar “The Mammoth” An-225
Simple Flying melaporkan, salah satu pesawat terbesar di dunia itu belum lama ini menerbangkan kereta Maglev buatan perusahaan Jerman, Max Boegl, dari Munich- Chengdu sejauh 7.500 km. Menerbangkan kereta dengan bobot 36 ton dan panjang 12 meter tersebut memang bukan tugas mudah. Hanya pesawat-pesawat tertentu saja yang mampu mengemban tugas tersebut.
“Untuk Antonov Airlines, proyek ini menantang sekaligus menarik. Realisasinya membutuhkan persiapan dan kinerja penerbangan yang ketat sesuai dengan jadwal yang telah dikonfirmasi. Kami berterima kasih kepada pelanggan kami, KN Airlift, atas kepercayaan dan kerja sama yang efektif dengan mereka,” ujar Andriy Blagovisniy, direktur komersial Antonov Airlines.
Dalam proses pemindahan kereta, Max Boegl bekerjasama dengan perusahaan asal Negeri Tirai Bambu Xinzhu, untuk membuat jalur rel sejauh 3,5 km, termasuk rel di dalam pesawat. Sebab, karena kereta ini berbeda dengan kereta pada umumnya, rel yang dibuat pun juga demikian, harus dikembangkan secara khusus. Dengan panjang 36,5 m serta bobot maksimum yang mampu dibawa hingga ratusan ton, Antonov An-124 mampu memuat dua kereta Maglev sekaligus.
Akan tetapi, mengangkut kereta Maglev dengan bobot total 72 ton belum cukup mampu untuk mendorong Antonov An-124 mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Pada bulan Juni 1994, pesawat yang masih lebih kecil dibanding AN-225 Mriya ini pernah memcahkan rekok penerbangan kargo, mengangkut muatan dengan bobot mencapai 109 ton -dua kali lipat kemampuan maksimal Airbus Beluga XL- dari Ontario, Kanada ke Dublin, Irlandia.
Kereta dengan teknologi tanpa gesekan atau mengambang secara magnetik di atas rel itu nantinya akan menjadi andalan baru Cina untuk mendukung moda transportasi massal mereka, dengan wilayah Chengdu menjadi test case uji kereta yang sering juga disebut kereta api magnet ini.
Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta sehingga mengambang dan tidak menyentuh rel untuk mengurangi gaya gesek. Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai pendorong.
Baca juga: Tiga Tahun Lagi Cina Luncurkan Kereta Maglev Berkecepatan 600 Km Per Jam
Dengan kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 600 km per jam, jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang telah mengembangkan kereta api jenis ini adalah Cina, Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman.
Dikarenakan mahalnya pembuatan rel magnetik, di dunia pada tahun 2015 hanya ada dua jalur Maglev yang dibuka untuk transportasi umum, yaitu Shanghai Transrapid di Cina dan Linimo di Jepang. Namun, belakangan Jerman juga sudah mempunyai jalur Maglev meskipun jaringannya tak terlalu besar di wilayah Nurenberg.