Sepuluh orang karyawan Delta Airlines dilaporkan meninggal dunia setelah terinfeksi virus Corona (Covid-19) dan ratusan lainnya positif. Ini dikatakan oleh Kepala Eksekutif Delta Ed Bastian. Dia mengatakan 500 karyawan Delta terinfeksi dan sebagian besarnya sudah kembali pulih.
Baca juga: Seorang Penumpang Pesawat Dinyatakan Positif Virus Corona Saat di Udara
“Sebagian besar pulih tetapi kami kehilangan sepuluh karyawan karena penyakit ini. Kami baru-baru ini mengumumkan bahwa akan menguji karyawan kami lagi. Bahkan mulai minggu ini di Minneapolis untuk kedua serologi darah apakah mereka sudah terkena penyakit dan memililki antibodi, serta tes aktif untuk melihat apakah mereka memang membawa virus. Dan tes itu dipimpin oleh Mayo Clinic,” kata Bastian.
Dikutip KabarPenumpang.com dari newsweek.com (24/6/2020), Bastian menyebutkan, Delta bekerja sama dengan Quest Diagnostics di mana mereka akan menguji 90 ribu karyawannya. Sehingga jika mendapatkan data yang bagus mereka akan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi semua karyawan Delta.
Namun, 500 karyawan Delta yang terinfeksi ini tidak disebutkan apakah mereka staf biasa, awak pesawat ataupun staf darat mereka serta di penerbangan mana mereka beroperasi. Sebab mayoritas karyawan Delta dilaporkan adalah awak kabin, pilot dan petugas bandara. Sedangkan kurang dari sepuluh ribu orang adalah staf administrasi yang sebagian besar bekerja dari rumah.
“Mengingat bahwa kami adalah bisnis layanan pelanggan garis depan, sebagian besar karyawan kami harus bekerja untuk menjalankan bisnis,” kata Bastian.
Diketahui pada hari Senin, Delta mengumumkan akan mulai melanjutkan penerbangan mereka dari Amerika Serikat dan Cina. Maskapai akan mengoperasikan layanan antara Seattle dan Bandara Internasional Shanghai Pudong China melalui Bandara Internasional Incheon Korea Selatan dua kali seminggu sejak 25 Juni.
Nantinya mulai Juli, Delta akan mengoperasikan penerbangan mingguan dari Seattle dan Detroit ke Shanghai yang juga akan melalui bandara Internasional Incheon di Korea Selatan. Bisa dikatakan, Delta saat ini menjadi penerbangan Amerika Serikat pertama yang mulai kembali dari Amerika Serikat ke Cina sejak penagguhan sementara penerbangan sejak bulan Februari setelah Covid-19.
“Awal bulan ini, Delta mengumumkan akan menangguhkan penerbangan ke 11 bandara Amerika Serikat mulai 8 Juli sementara volume pelanggan berkurang secara signifikan. Bandara-bandara ini merupakan lima persen dari operasi domestik maskapai. Semua bandara ini akan terus menerima layanan dari setidaknya satu maskapai penerbangan lain setelah Delta menghentikan operasinya,” kata operator dalam sebuah pernyataan.
Adapun 11 lokasi bandara termasuk Aspen di Colorado (ASE), Bangor di Maine (BGR), Erie, PA (ERI), Flint di Michigan (FNT), Fort Smith di Arkansas (FSM), Lincoln di Nebraska (LNK), New Bern / Morehead / Beaufort di North Carolina (EWN), Peoria di Illinois (PIA), Santa Barbara, California (SBA), Scranton / Wilkes-Barre, Pennsylvania (AVP) dan Williston di North Dakota (XWA).
“Delta telah mengumumkan pengurangan 85 persen dalam jadwal kuartal kedua kami, yang meliputi pengurangan 80 persen dalam kapasitas domestik Amerika Serikat dan 90 persen internasional. Ini termasuk layanan ke Bandara Internasional Ottawa Kanada di provinsi Ontario yang ditangguhkan tanpa batas waktu dari 21 Juni,” kata pernyataan itu.
Baca juga: Cegah Covid-19, Inilah Solusi Agar Penumpang Tak Berhimpitan Saat Masuk ke Dalam Kabin Pesawat
Bulan lalu, Delta juga mengumumkan penangguhan sementara operasi di bandara di lokasi dengan lebih dari satu bandara yang dilayani Delta untuk memungkinkan lebih banyak karyawan garis depan untuk meminimalkan risiko paparan Covid-19 sementara lalu lintas pelanggan rendah.
“Delta akan terus memberikan layanan penting kepada masyarakat yang terkena dampak melalui bandara tetangga,” kata pernyataan itu.