Rute penerbangan perintis tak bisa dikesampingkan dalam dunia penerbangan nasional, terlebih untuk melayani Indonesia Timur. Selain dalam upaya membangun jembatan udara ke daerah terpencil, penerbangan perintis tak pelak menjada ujung tombak untuk menggerakan bisnis wisata. Dari beberapa maskapai yang melayani penerbangan perintis, keberadaan jenis pesawat juga menjadi faktor kunci untuk menyajikan tingkat kenyamanan dan keselamatan lebih baik kepada para penumpang. Dan untuk segmen penerbangan perintis, kini ATR-72 600 didapuk sebagai pesawat turbo propeller terbaru dan tentunya tercanggih di kelasnya.
Baca juga: Lima Maskapai Ini Kondang Untuk Rute Perintis
ATR (Aerei da Trasporto Regionale atau Avions de Transport Régional) 72-600 sesungguhnya adalah pengembangan dari ATR 72-500. Jika dilihat sepintas, tidak ada perbedaan berarti dari seri 500 dengan 600. Jumlah tempat duduk tetap di angka 70-an. Pintu untuk penumpang hanya satu yang diletakkan di belakang pesawat sebelah kiri. Pintu kargo terletak di depan sebelah kiri. Bilah baling-baling yang dipakai masing-masing juga sama berjumlah 6 bilah. Perbedaan yang mencolok ada di sisi mesin. Jika ATR 72-500 menggunakan mesin Pratt and Whitney (PW) 127F, di seri 600, ATR menggunakan PW127M. Dengan PW127M, pesawat mampu meningkatkan daya termodinamika sehingga mampu mengangkat pesawat lebih tinggi sekitar 1.000 kaki dibanding seri 500.
Menurut laman resmi ATR, ada perubahan yang cukup signifikan di antara kedua seri itu, misalnya soal kemampuan untuk tinggal landas dari runway yang lebih pendek di ATR 72-600. Daya angkut juga menjadi lebih besar, biaya pemeliharaan yang lebih kecil, kabin yang lebih modern dan memakai teknologi avionik terbaru. ATR-72 600 dirancang dapat lepas landas dan mendarat di panjang runway kurang dari 1.600 meter.
Teknologi seri 600 juga sudah menggunakan navigasi berbasis satelit required navigation performance (RNP) hingga 0.3 NM dan comply dengan automatic dependence surveillance-broadcast (ADSB) serta memiliki EGPWS dan APU (Auxiliary Power Unit). APU-nya berupa propeller brake yang mampu menghentikan baling-baling di mesin kanan namun tetap memungkinkan turbin bekerja untuk memasok udara dan tenaga bagi pesawat.
Peralatan standar yang merupakan mandatory ICAO seperti TCAS (Traffic Collision Avoidance System) yang lebih tinggi 2 step dari teknologi sebelumnya juga sudah tersedia. Dengan semua teknologi tersebut, seri-600 ini hemat bahan bakar. Dengan menggunakan RNP yang lebih sempit itu, setiap kali approach bisa dihemat bahan bakar 35 kg. Jika satu jam penerbangan pesawat sejenis ini menggunakan 600 kg bahan bakar, berarti tiap jam bisa dihemat 6-7 % bahan bakar.
Sejak dipasarkan pada 2010 hingga Agustus 2013, setidaknya ada lebih dari 600 ATR 72-600 yang telah dioperasikan oleh maskapai-maskapai internasional lain, antara lain, Iberia, Aer Lingus, Air New Zealand, Jet Airways, LOT, Czech Airlines, dan Malaysia Airline. Di Tanah Air, ATR-72 600 telah dioperasikan maskapai Garuda Indonesia, Wings Air dan Kalstar, kesemuanya melayani rute perintis dan komuter.