Etihad Airways, maskapai kampiun asal Uni Emirat Arab dikabarkan tengah mempertimbangkan untu mempensiunkan secara permanen seluruh armada A380 mereka. Saat ini, Etihad diketahui mengoperasikan 10 pesawat komersial terbesar di dunia dan sudah memiliki lima A350. Namun, khusus untuk A350, setelah pertama kali dikirim tahun lalu, pesawat tidak langsung masuk ke layanan, melainkan diparkir untuk sementara di fasilitas penyimpanan pesawat di Bordeaux, Perancis.
Baca juga: Etihad Uji Coba Teknologi Canggih di Bandara untuk Cegah Corona
Simple Flying melaporkan, salah satu dari tiga maskapai raksasa di Timur Tengah itu pertama kali menerima armada A350 (MSN 290) pada tanggal 31 Mei 2019. Tetapi, pesawat tersebut kemudian dipindahkan ke Bordeaux pada 3 Juni. Demikian juga MSN 315 dikirim berdasarkan kontrak pada 15 Juli 2019, MSN 330 dikirim berdasarkan kontrak pada 29 Juli 2019, dan MSN 342 dikirim berdasarkan kontrak pada 30 September 2019 yang juga sudah disimpain baik-baik di Bordeaux tak lama setelah dikirim oleh Airbus.
Kabar mengenai rencana mempensiunkan A380 dan A350 sebetulnya bukan barang baru untuk Etihad. Sejak tahun lalu, maskapai yang masuk ke dalam The Three Mega Carrier bersama Emirates dan Qatar ini sudah memberi sinyal tak baik terkait pengoperasian dua jenis pesawat tersebut.
“Etihad Airways akan membatalkan masuknya layanan lima pesawat Airbus A350-1000 baru sebagai bagian dari rencana transformasi bisnis yang sedang berlangsung,” kata juru bicara Etihad pada September lalu. Sebelumnya, tepatnya pada Maret lalu, Etihad telah lebih dahulu membatalkan pesanan kepada Airbus sebanyak 42 A350 XWB.
Menurut beberapa sumber, transformasi bisnis tersebut juga termasuk di dalamnya A380, mengingat, selain operational cost tinggi, maskapai juga harus menjual lebih dari 500an kursi yang mana akan terdengar sulit di masa mendatang. Masalahnya, tren penerbangan di masa mendatang dinilai sudah tak lagi cocok dengan pesawat dengan daya tampung besar. Adapun momen mempensiunkan dini seluruh armada A380 Etihad, yang menurut Planespotters memiliki usia rata-rata di bawah lima tahun, dinilai tepat mengingat kondisi iklim penerbangan yang tengah melorot akibat corona.
Di dunia, Etihad tentu bukan satu-satunya maskapai yang mempunyai rencana serupa. Sebelumnya, ada British Airways, Qantas, Lufthansa, ANA, serta beberapa maskapai lainnya yang mempunyai rencana serupa, selain menggrounded hampir seluruh armada untuk sementara.
Baca juga: Lufthansa Kirim Airbus A380 Terakhir ke ‘Kuburan’ Pesawat di Spanyol
Jika Etihad Airways pada akhirnya benar-benar mempensiunkan A380 dan tidak jadi mengoperasikan A350 karena alasan transformasi bisnis, sebagaimana yang telah diungkap di atas, praktis mereka hanya akan melayani seluruh tamu spesial mereka dengan empat jenis pesawat. Mulai dari Boeing 777, Boeing 787, keluarga Airbus A320, dan satu Airbus A330, yang baru-baru ini mengoperasikan penerbangan bersejarah ke Tel Aviv untuk memberikan bantuan medis ke Palestina, sekalipun pada akhirnya ditolak mentah-mentah.
Bila hal itu terjadi, mungkin Etihad akan kehilangan seluruh pangsa pasar premium mereka. Sebagai informasi, Etihad Airways selama ini banyak diburu penumpang untuk merasakan sensasi terbang di First Class Apartment atau The Residence Etihad yang khusus tersedia di pesawat A380. Bila kelas tertinggi tersebut dihilangkan, kemungkinan kecil mereka akan beralih ke first class di pesawat lain. Sebaliknya, menurut sebagian pengamat, besar kemungkinan mereka akan beralih ke layanan dan pesawat serupa milik maskapai lain.