Para pengemudi ojek online atau ojol tak lagi bisa mengangkut penumpang sejak diterapkannya kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Para ojol ini hanya bisa mengakut barang, makanan atau minuman pesanan pelanggan.
Baca juga: PSBB Berlaku di Jakarta, Inilah Kebijakan GoJek dan Grab untuk Mudahkan Mitra Pengemudi
Hal ini pun kemudian membuat pendapatan para ojol berkurang dari biasanya. Sayang meski ojol hanya bisa mengangkut barang, namun pihak aplikator justru tidak menurunkan biaya potongan ongkos 20 persen di tengah pandemi virus corona saat ini.
Untuk diketahui 20 persen tersebut merupakan potongan dari biaya ongkos kirim para pengemudi ojol. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, masalah tersebut kemudian disorot dan direspon oleh Komisi VI DPR RI yang meminta pihak aplikator menurunkan potongan ongkos kirim untuk membantu para pengemudi ojol ini.
Andre Rosiade, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra mengatakan, demi menyelamatkan kebutuhan hidup para pengemudi ojol yang jumlahnya jutaan, meminta kepada perusahaan aplikasi transportasi online yakni GoJek dan Grab untuk memiliki niat baik membantu meringankan beban hidup para pengemudi ojol ini.
“DPR RI meminta perusahaan aplikasi menghilangkan atau minimal mengurangi pemotongan setiap transaksi kepada mitra dengan tidak lagi sebesar 20 persen,” kata Andre dalam rapat dengar pendapat dengan GoJek dan Grab, Rabu (6/5/2020).
Dia mengatakan, selama pembatasan sosial berskala besar atau PSBB ini, para pengemudi ojol cukup terksiksa dengan biaya potong kirim barang. Andre berharap kedua aplikator bisa menurunkan potongan ongkos kirim minimal limna persen.
“Karena mitra bapak ibu ini sangat sulit mendapat orderan jadi tolong kalau bisa yang 20 persen itu dijadikan nol persen atau minimal lima persen. GoJek dan Grab sudah banyak mengambil keuntungan di Republik ini yang kita tidak tahu bapak da ibu siapa pemiliknya,” tambah Andre.
Menanggapi permintaan tersebut, Deputy Head of Public Affairs at Grab Tirza Munusamy membantah, perusahaannya memotong 20 persen dari biaya ongkos kirim barang. Per April, Grab telah memangkas potongan ongkos kirim.
“Karena masih masa susah kami tidak potong sama sekali di April. Kami tanggung 100 persen kami yang bayar. Insentif minimum kilometer setiap hari sudah dikurangi, jadi bisa lebih mudah mendapatkan uangnya,” ujar Tirza.
Sementara, Chief of Public Policy and Government Relations Gojek Shinto Nugroho mengatakan, perusahaannya justru masih merugi selama kondisi pandemik virus corona.
Baca juga: Tanpa Aplikasi, Ojol ‘Terpaksa’ Angkut Penumpang di PSBB
“Kalau dari kami saat ini di industri ini gak ada yang untung, kami masih merugi. Kami sudah dipotong gaji untuk manajemen 25 persen, gak ada bonus dan gak ada THR dan gak ada kenaikan gaji,” ujar dia.
Andre menekankan agar penurunan potongan ongkos kirim ini bisa berlaku pada semua driver tidak hanya yang PDP atau positif Corona saja.