Alih-alih membeli traktor sebagai kendaraan emergency, Bandara Internasional Domodedovo Moskow, Rusia, justru membeli tank jadul. Tank yang semasa perang dijadikan oleh militer Uni Soviet untuk menderek tank lainnya yang rusak di medan perang tersebut, nantinya akan bertugas membantu menderek pesawat saat terjadi keadaan darurat, seperti badai salju, pesawat keluar landasan, atau insiden sejenis lainnya yang membutuhkan kendaraan lain untuk menderek.
Baca juga: Mewah Bak Limousine, Berlapis Baja Laksana Tank, Inilah Kereta Diktator Korea Utara
Seperti dikutip dari popularmechanics.com, keputusan bandara yang terletak di Distrik Domodedovsky, Oblast Moskow, Rusia, 42 kilometer sebelah tenggara pusat kota Moskow tersebut menjadikan BREM-L sebagai tank recovery vehicle for airport emergencies, bila dilihat dari sisi kemampuan, tentu tak terlalu mengherankan.
BREM-L yang diproduksi pada medio 1970-an dan 80-an ditaksir memiliki kemampuan menderek kendaraan setara 125 ton dengan kecepatan maksimal 70 km per jam di darat dan 10 km per jam di laur. Daya jelajahnya juga terbilang luas, mencapai 600 km. Hal itu berkat bantuan dapur pacu dari mesin diesel V-46 yang menghasilkan 780 tenaga kuda. Tank tempur dengan bobot 41 ton ini juga tergolong tangguh di segala medan, termasuk saat kondisi badai salju ekstrem. Jadi, sangat cocok untuk diberikan mandat sebagai tank recovery di Negeri Beruang Kutub yang notabene akrab dengan salju.
Dengan adanya tank recovery nyentrik berwarna orange kombinasi hitam (sengaja dibuat seperti itu agar dapat terlihat jelas saat kondisi salju ekstrem) di bandara terbesar di Rusia dalam jumlah penumpang dan kargo, bersama tiga bandara utama Moskwa beserta Sheremetyevo dan Vnukovo tersebut, seorang juru bicara perusahaan induk Uralvagonzavod, Rostec, mengatakan bahwa ada kemungkinan bandara-bandara lainnya melakukan hal serupa. Hal itu tentu saja didasari oleh berbagai kemampuan tank BREM-L tersebut.
BREM-L sendiri, sebagaimana dikutip dari indomiliter.com, adalah sosok ranpur lapis baja beroda rantai yang punya peran untuk melakukan evakuasi dan perbaikan langsung pada IFV atau ranpur ringan yang mengalami kerusakan dalam medan pertempuran.
Sebagai ranpur recovery, BREM-L dilengkapi beberapa fasilitas utama untuk menjalankan operasinya. Sebut saja ada crane full swing yang mampu mengangkat beban hingga bobot 11 ton. Crane ini digerakan dengan tenaga mekanis hidrolik. Untuk keperluan perbaikan lainnya, BREM-L juga dilengkapi peralatan las listrik untuk memotong plat baja dan alumunium.
Sementara kemampuan BREM-L untuk melakukan perbaikan pada ranpur, menjadikan tank recovery ini punya kewajiban untuk membawa aneka ‘perkakas dan suku cadang’ untuk keperluan service di lapangan. Nah, tank ini punya kapasitas kargo, yakni 1,7 ton saat melintas di darat, sementara kapasitas kargo hanya 0,3 ton bila BREM-L melaju di air.
Baca juga: Tujuh Penerbangan Ini Tak Lazim Akibat Corona, Nomor 6 Paling Aneh!
Perlu diketahui, ranpur buatan Kurganmashzavod, Rusia, ini memang punya kemampuan amfibi. Dengan mengambil platform sasis dari BMP-3, BREM-L dapat melaju di air hingga kecepatan 9 – 10 km per jam. Kemampuan mengarungi air ini berkat adanya dua water jet propeller, serupa dengan yang ada di BMP-3F. Bahkan, dengan telescopic air intake tube, BREM-L mampu mengarungi laut hingga level gelombang Sea Stage 3.
Meski tak langsung berhadapan dengan lawan di medan peperangan, BREM-L yang diawaki 3 personel plus 2 bangku cadangan, juga dibekali persenjataan ringan untuk self defence. Aslinya dari pihak pabrikan, BREM-L dipersiapkan dengan senjata PKTM kaliber 7,62 mm yang ditempatkan pada mounted hatch. Senjata ini dapat melibas sasaran hingga jarak 2.000 meter, dalam sekali jalan umumnya bisa disaipkan stok amunisi hingga 1.000 peluru. Karena mengambil basis rancang bangun dari BMP-3F, maka elemen mobilitas dan proteksi nya pun tak beda jauh dengan BMP-3F.