Kapal pesiar Zaandam dan Rotterdam yang membawa 1243 penumpang termasuk 247 penumpang Kanada dan satu awak Kanada akhirnya merapat di Port Everglades di Fort Lauderdale, Florida. Dua kapal pesiar ini akhirnya bisa merapat setelah lebih dari dua minggu mencari tempat berlabuh.
Baca juga: Setelah 17 Hari Dikosongkan, Virus Corona Masih Ditemukan di Kapal Pesiar Diamond Princess
Kedua kapal pesiar ini bisa merapat pada Kamis (2/4/2020) sore, di mana sebelumnya pejabat setempat menolak mengizinkan untuk berlabuh karena kapal Zaandam telah dikonfirmasi penumpangnya terinfeksi Covid-19, selain itu empat orang meninggal dan yang lainnya membutuhkan perawatan di rumah sakit. Empat penumpang Zaandam yang meninggal terkena penyakit seperti flu pada pertengahan Maret.
Holland America yang mengoperasikan kapal Zaandam mengatakan, dua orang yang meninggal dinyatakan positif Covid-19 dan dua lainnya tidak dikatakan penyebabnya. Selain itu setelah merapat para penumpang lainnya di tes dan beberapa diantaranya positif Covid-19.

“Saya tidak bisa memberi tahu Anda betapa bahagianya kami. Ini merupakan perjalanan yang sangat panjang dan menjadi pengalaman terburuk dalam hidup kami. Bersyukur, akhirnya sudah berakhir,” kata seorang penumpang Chris Joiner yang bepergian dengan kapal Zaandam bersama sang istri Anna.
Sebelum kedua kapal tersebut berlabuh, pekan lalu, Rotterdam dan krunya bergabung dengan Zaandam dan membawa lebih dari setengah penumpangnya untuk memberikan bantuan.
“Warga Amerika berjajar di kanal sambil melambai dan menyemangati kami ketika memasuki daerah itu. Ini yang jelas adalah momen emosional. Aku lega dan tidak sabar untuk kembali ke tempat tidurku sendiri,” ujar Catherine McLeod penumpang Rotterdam.
KabarPenumpang.com melansir laman cbc.ca (2/4/2020), Holland America dalam sebuah pernyataan mengatakan, bahwa penumpagn akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan menghapus bea cukai serta imigrasi di Port Everglades dan akan turun pada hari Jumat (3/4/2020). Sepuluh penumpang yang membutuhkan perawatan diketahui langsung di bawa ke rumah sakit setempat dan mereka yang dianggap sehat langsung diangkut ke bandara untuk sebagian besar penerbangan charter pulang.
Holland America mengatakan 45 penumpang yang masih menunjukkan gejala akan tetap di atas kapal sampai mereka diizinkan bepergian. Diketahui, Zaandam memulai pelayarannya ke Amerika Selatan pada 7 Maret, tetapi perjalanan itu terputus seminggu kemudian, pada 14 Maret, di tengah pandemi Covid-19 yang terus meningkat.
Operator kapal pesiar tersebut rencananya memungkinkan penumpang dengan cepat turun dan terbang pulang. Namun Holland America sudah berjuang untuk mendapatkan tempat berlabuh di negara-negara sekitar seperti Chili dan Peru. Sayangnya kedua negara itu menutup perbatasan mereka dari orang asing sebagai tanggapan terhadap pandemi.
Hingga akhirnya, stetelah wabah penyakit, penumpang kapal terpaksa menghabiskan 12 hari terakhir terbatas di kabin mereka sebagai tindakan pencegahan keamanan. Mereka menghabiskan lebih dari dua minggu tanpa mengetahui apakah dan kapan mereka akan turun dari kapal dan diizinkan untuk kembali ke rumah.
“Ini telah menjadi mimpi buruk sejak 14 Maret, ketika pelabuhan pertama di Chili ditutup. Kemudian semua pelabuhan di Chili ditutup dan semua Amerika Selatan ditutup,” kata Joiner.
Setelah serangkaian penolakan, Zaandam dan Rotterdam berencana untuk berlabuh di Fort Lauderdale. Tetapi ketika wabah Covid-19 di Florida memburuk, kekhawatiran tumbuh bahwa penumpang yang sakit akan menghabiskan sumber daya yang dibutuhkan untuk warga lokal.
“Kami sudah cukup banyak untuk berurusan dengan orang-orang kami di Florida. Kami tidak ingin kapal masuk,” kata Gubernur Ron DeSantis.
Namun, Presiden AS Donald Trump mengadvokasi untuk para penumpang dan perjalanan pulang mereka yang cepat.
“Kami harus membantu orang-orang – mereka dalam masalah besar di mana pun mereka berasal. Kita harus melakukan sesuatu, mereka sekarat dan gubernur juga tahu itu,” katanya Trump.
Joiner mengatakan dia terkejut tetapi senang ketika Trump mempertimbangkan masalah ini.
Baca juga: Jadi Heboh Setelah Serangan Virus Corona, Inilah Sosok Kapal Pesiar “World Dream”
“Kami tidak pernah berpikir Tuan Trump akan datang untuk menyelamatkan kami. Tapi, kamu tahu, kamu mulai berpikir, ini adalah misi kemanusiaan. Sekarang, ada orang-orang yang sakit, termasuk orang Amerika,” ujar Joiner.
Joiner dan istrinya, Anna, keduanya melewati pemeriksaan kesehatan setelah pengiriman mereka merapat. Tetapi dia mengatakan dia tidak akan merasa lega sampai mereka tertidur di kursi mereka di penerbangan pulang.
“Sampai kita di pesawat itu … saat itulah kita bisa bersantai,” kata dia.