Virus corona tak selamanya petaka. Bagi perusahaan teknologi, virus terebut justru menjadi sebuah berkah. Betapa tidak, dengan adanya Covid-19, perusahaan jadi terdorong untuk melakukan inovasi teknologi, dalam hal ini teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Baca juga: Inilah GermFalcon, Robot Pembasmi Virus Corona di Kabin Pesawat dengan Teknologi UV
Dilansir venturebeat.com, Rabu, (4/3), perusahaan Denmark, UVD Robots, misalnya, mengklaim bahwa pihaknya sudah mencapai kesepakatan Sunay Healthcare Supply untuk mendistribusikan robotnya di Cina. Nantinya, robot UVD berkeliling di sekitar fasilitas perawatan kesehatan untuk menyebarkan sinar UV ke kamar-kamar yang terkontaminasi oleh virus atau bakteri.
Lain Denmark, lain pula Israel. Dalam upaya melawan penyebaran virus corona, negara tersebut membuat robot pintar bernama Temi. Sejauh ini, ratusan robot Temi telah dirancang untuk bekerja di rumah sakit, bandara, dan rumah perawatan lansia. Menurut salah satu pimpinan Robotemi, Yoels, robot itu juga digunakan di kantor-kantor di seluruh China untuk memeriksa kedatangan karyawan untuk demam salah satu gejala Covid-19 yang paling menonjol.
Ada lagi BlueDot, perusahaan asal Kanada yang menggabungkan keahlian kesehatan masyarakat dan medis dengan analitik data canggih dengan kecerdasan buatan untuk membangun solusi yang melacak, mengkontekstualisasikan, dan mengantisipasi risiko penyakit menular. Hal yang serupa juga dilakukan oleh perusahaan asal negeri Paman Sam, Apple dan Microsoft, yang mengembangkan teknologi kesehatan untuk mengantisipasi risiko penyakit menular.
Tak mau kalah dengan negara lain, sebagai negara endemik virus corona, pemerintah Cina telah mendorong beberapa perusahaan teknologi di negaranya untuk turut andil dalam upaya memerangi virus corona. Di antaranya ada Alibaba, Tencent, Huawei, hingga Baidu. Keempat raksasa teknologi China sedang mempercepat pengguna layanan kesehatan berbasis teknologi dengan menggunakan cloud computing dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi dan menangkal virus corona.
Jika sebelumnya keempatnya membantu pemerintah China untuk melacak orang-orang yang berpotensi melakukan kontak dengan yang sudah tertular virus corona dan kini mereka akan meningkatkan perawatan kesehatan dengan fokus pada penyediaan alat membantu industri medis.
Bahkan, salah satu dari perusahaan tersebut, Alibaba, dilaporkan telah berhasil mengembangkan CT scan dada, dengan teknologi kecerdasan buatan, untuk pasien dengan akurasi 96 persen. Dengan akurasi tinggi tersebut, alat tersebut rupanya juga dapat mendeteksi seseorang terinfeksi virus corona atau tidak hanya dalam tempo 20 detik. Padahal, normalnya, tim medis mampu melakukan hal tersebut dalam waktu 15 menit.
Baca juga: Hindari Kontak Langsung, Robot Bantu Layani Pasien Terinfeksi Virus Corona
Sistem AI ini dilatih pada gambar dan data dari 5.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan telah diuji di rumah sakit seluruh China. Dikatakan bahwa setidaknya 100 fasilitas kesehatan saat ini mempekerjakan AI dari Alibaba.
Senada dengan Alibaba, pekan lalu, para peneliti dari Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan, Perusahaan Teknologi Medis Wuhan EndoAngel, dan China University of Geosciences juga telah berbagi pekerjaan terkait penelitian mendalam yang mendeteksi Covid-19 dengan akurasi 95%. Model ini dilatih dengan CT scan dari 51 pasien dengan pneumonia Covid-19 yang dikonfirmasi di laboratorium dan lebih dari 45.000 gambar CT scan anonim. Model pembelajaran mendalam dilatih dengan CT scan pasien influenza, pasien Covid-19, dan orang sehat dari tiga rumah sakit di Wuhan, termasuk 219 gambar dari 110 pasien dengan Covid-19.