Transportasi dunia bertanggung jawab atas sekitar seperempat emisi global dan ini tumbuh lebih cepat dibanding dengan sektor lainnya. Karena hal ini, teknologi baru hadir, salah satunya bus listrik yang akan membantu mengurangi emisi. Kehadiran bus listrik bisa lebih baik, sebab hanya memiliki sedikit getaran, suara dan nol asap knalpot.
Baca juga: Malaga, Kota Pertama di Eropa yang Operasikan Bus Listrik Otonom di Jalan Raya
Bahkan dalam jangka panjang, bus listrik memiliki biaya operasional yang lebih rendah. Hal ini karena bus listrik punya mesin efisien yang lebih mudah untuk di rawat. Kehadiran bus listrik ini membuat penjualan global meningkat 32 persen pada 2018 lalu.
“Anda melihat ke arah elektrifikasi mobil, truk itu adalah bus yang memimpin revolusi ini,” kata David Warren, direktur transportasi berkelanjutan di pabrik bus New Flyer.
Saat ini sekitar 17 persen atau sebanyak 425 ribu bus yang ada di dunia sudah berganti dengan listrik dan 99 persennya ada di Cina. Amerika Serikat sendiri di beberapa kotanya sudah membeli beberapa bus listrik, seperti di California mengamanatkan bahwa tahun 2029 semua bus angkutan massal akan bebas emisi.
KabarPenumpang.com melansir wired.com, Becky Collins, manajer inisiatif perusahaan di Southeastern Pennsylvania Transportation Authority mengatakan, pihaknya ingin responsif dan menjadi inovatif dengan menguji coba teknologi baru serta berkomitmen sebagai agen perubahan.
“Tetapi jika bus diesel adalah ponsel mobil generasi pertama, kami sedang melakukan verifikasi di wilayah smartphone sekarang. Ini tidak sesederhana hanya membalik saklar,” kata dia.
Becky mengatakan, salah satu alasan terkait keraguan kendaraan listrik adalah masih banyak hal yang belum bisa dilakukan. Salah satunya seperti saat tes di daerah Belo Horizonte, Brasil yang mana bus listrik kesulitan melewati bukit curam dengan muatan penuh. Bahkan di Albuquerque, New Mexico, membatalkan kesepakatan 15-bus dengan BYD pabrikan Cina setelah menemukan masalah peralatan selama pengujian.
Bus yang diuji coba selain itu sudah bisa menempuh 225 mil per charger dan hal ini tergantung pada kondisi topografi serta cuaca dan berarti bus harus kembali sekitar satu kali sehari pada rute yang lebih pendek di kota padat. Ini juga menjadi masalah di banyak tempat. Bahkan ketika berbicara bus listrik bukan hanya masalah armada saja, tetapi keseluruhan sistem yang akan digunakan. Sebab, armada bus listrik bisa dikatakan hanya sebuah awalan saja.
“Kami berbicara dengan banyak organisasi berbeda yang begitu terpaku pada kendaraan,” kata Camron Gorguinpour, manajer senior global untuk kendaraan listrik di World Resources Institute.
Seperti stasiun pengisian listrik dan dana yang harus dikucurkan untuk membuat depot standar yakni sekitar US$50 ribu. Camron mengatakan, dana segitu pun juga belum termasuk dengan biaya konstruksi pembangunan depot. Bisa dikatakan, infrastruktur bus listrik baru berarti memikirkan kembali ruang terbatas dan itu akan sangat memberatkan ketika agen-agen beralih dari diesel ke bus listrik.
“Masalah besarnya adalah mempertahankan dua set infrastruktur pengisian bahan bakar,” kata Hanjiro Ambrose, seorang mahasiswa doktoral di UC Davis yang mempelajari teknologi dan kebijakan transportasi.
Warren mengatakan, yang harus dipikirkan saat ini adalah memperkirakan perlu listrik 150 megawatt-jam untuk membuat depot 300 bus terisi penuh sepanjang hari. Itu banyak pekerjaan oleh perusahaan utilitas,” kata Warren.
Untuk kota-kota di luar Cina, banyak dari mereka masih menguji bus listrik dan mencari tahu bagaimana mereka masuk ke dalam armada mereka yang lebih besar dan belajar tentang apa yang diperlukan untuk menjalankan satu adalah bagian dari proses. Ini, tentu saja, membutuhkan uang dan waktu.
Baca juga: Bus Listrik Otonom Melenggang Mulus di Bandara Haneda
Saat ini, diproyeksikan bahwa hanya di bawah 60 persen dari semua armada bus diesel yang akan menjadi bus listrik pada 2040, dibandingkan dengan di bawah 40 persen dari van komersial dan 30 persen dari kendaraan penumpang. Yang berarti, tentu saja, bahwa pekerjaan baru saja dimulai.