Setelah sebulan lebih menebar ancaman, virus corona masih juga tak terbendung. Belum lama ini, korban tewas tercatat sudah mencapai 300-an orang dan 11.791 lainnya diduga telah terjangkit virus corona jenis baru tersebut.
Baca juga: Inilah Berbagai Macam Masker, Diantaranya Bisa Menghalau Virus Corona
Virus yang pertama kali muncul di Wuhan ini hingga kini setidaknya telah menyebar ke 12 negara, yang pada akhirnya mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengumumkan darurat kesehatan global. Di samping itu, para peneliti dari Universitas Hong Kong memperkirakan lebih dari 75.000 orang di Wuhan, kota yang berpenduduk 11 juta jiwa, dapat terinfeksi.
Dunia pun dibuat khawatir atas sebaran virus yang semakin meluas tersebut. Dimana-mana masyarakat terstigmatisasi untuk menangkal berbagai virus, tak terkecuali virus corona, dengan menggunakan masker bedah.
Bahkan, baru-baru ini, viral di media sosial, video yang menunjukkan otoritas Cina mengingatkan warganya yang keluar rumah tanpa menggunakan masker. Padahal, menggunakan masker bukanlah cara yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk mencegah infeksi pada orang yang sehat.
“Tidak ada banyak data untuk mendukung klaim ada manfaat menggunakan masker di tempat umum,” kata Dr. Jonathan Grein, dokter penyakit menular profesional dan Direktur Rumah Sakit Epidemiologi di Pusat Medis Cedars-Sinai di Los Angeles, seperti dikutip KabarPenumpang.com dari laman abcnews.go.com, Selasa, (4/2).
Masker digunakan, lanjutnya, oleh dokter dan perawat ketika berhadapan langsung dengan orang sakit. Selain itu, mereka (dokter dan perawat) karena dua alasan utama, yakni untuk menstimulus sekresi individu yang memiliki infeksi pernapasan dan untuk melindungi petugas kesehatan yang memberikan perawatan langsung kepada pasien.
Senada dengan dokter dari Los Angeles tadi, Dr. Henry Wu, asisten profesor penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Emory dan mantan ahli epidemiologi medis di CDC menyebut, jika seseorang menderita pilek, flu atau infeksi pernafasan virus lainnya, memakai masker sederhana akan mengurangi risiko orang tersebut (orang sakit) menyebarkan infeksi. Bukan malah mencegah orang sehat terhindar dari penyakit.
Pernyataan Wu kemudian didukung oleh Dr William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt School of Medicine dan direktur medis Yayasan Nasional Penyakit Medis. Menurutnya, masker bedah sangat tipis dan hampir mustahil dapat mencegah penggunanya selamat dari infeksi pernapasan.
Di samping itu, masker N95 yang dinilai mampu menangkal virus corona, penggunannya tidak sembarang. Mereka yang ingin memakai masker jenis tersebut, selain harganya selangit, juga terlebih dahulu harus dibekali dengan pelatihan khusus. Pasalnya, pengguna masker tersebut memang tidak mudah untuk bernapas. Bila tidak dibekali pengetahuan yang cukup, bukan tak mungkin, pengguna masker jenis ini justru malah mendapat petaka akibat kesulitan bernapas.
Bahkan, bagi sebagian ahli lainnya, masker justru dinilai dapat menjadi sumber infeksi yang sebenarnya. Hal itu bisa saja terjadi bila pengguna tidak menjaga masker tersebut dari berbagai hal yang bisa membuat masker itu terkontaminasi.
Sebagai gantinya, para ahli menawarkan solusi yang sebetulnya mudah untuk dilakukan. Menurut mereka, sebaiknya seseorang yang merasa kurang enak badan agar menghindari bepergian. Selain itu, jika bersin atau batuk, tutuplah lengan baju dan bukan tangan. Setelah itu, selalu biasakan cuci tangan sesering mungkin. Tak berhenti sampai di situ, seseorang yang memiliki masalah kesehatan diimbau agar sesegera mungkin mendapatkan penanganan medis, seperti mendapat suntikan flu, dan lainnya.
Supaya lebih jelas, berikut rekomendasikan CDC untuk dipahami dan diikuti sebagai pedoman penangan kesehatan dan pencegahan selama virus corona merebak, meliputi:
– Hindari kontak dengan orang sakit.
– Hindari hewan (hidup atau mati), pasar hewan, dan produk yang berasal dari hewan (seperti daging mentah).
– Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika sabun dan air tidak tersedia.
– Wisatawan yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya mungkin berisiko terhadap penyakit yang lebih parah dan harus mengkonsultasikan perjalanan ke Wuhan dan wilayah lainnya di Cina dengan penyedia layanan kesehatan setempat.
– Tenaga medis di rumah sakit yang merawat pasien sakit harus menggunakan tindakan pencegahan kontak dan memakai respirator potongan wajah sekali pakai atau N95.