Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019 akan mulai digunakan pada 1 Desember 2019 mendatang oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Adanya penggunaan Gapeka terbaru juga berdampak pada perubahan empat nama stasiun di dua daerah operasional (Daop) yakni Daop 7 dan 9.
Baca juga: Mulai 1 Desember, KA Kalijaga Berhenti Beroperasi Setelah Penetapan Gapeka 2019
Perubahan nama ini berdasarkan usulan masing-masing Daop. Stasiun yang pertama berubah nama yakni Stasiun Barat dan akan menjadi Stasiun Magetan kemudian Stasiun Paron menjadi Stasiun Ngawi. Stasiun Karangasem berubah menjadi Stasiun Banyuwangi Kota dan Stasiun Banyuwangi Baru akan menjadi Stasiun Ketapang.

Nah, KabarPenumpang.com akan membahas Stasiun Barat yang menjadi satu-satunya stasiun di Magetan. Stasiun kereta api kelas II tersebut berada di ketinggian 70 meter diatas permukaan laut dan masuk dalam Daop 7 Madiun.
Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an atau tepatnya pada masa penjajahan Belanda. Stasiun ini melayani transportasi kereta api beberapa tujuan kota di Pulau Jawa tetapi hanya terbatas untuk kereta api ekonomi. Bahkan dulunya terdapat percabangan jalur kereta menuju Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Madiun.
Selain itu jalur ini juga dipakai Pertamina untuk mengangkut bahan bakar pesawat. Bahkan Stasiun Barat dulunya dilengkapi dengan lintasan rel lori menuju PG Purwodadi untuk mengangkut tebu dan gula.
Dulunya stasiun ini punya empat jalur kereta api dengan jalur 2 eksisting yang merupakan sepur lurus. Kemudian jalur ganda pada segmen lintas Babadan-Geneng resmi dioperasikan per 16 Oktober 2019, jalur 1 eksisting diubah menjadi jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus hanya untuk arah Madiun, jalur 2 eksisting diubah menjadi jalur 3 yang baru sebagai sepur lurus hanya untuk arah Solo, jalur 3 eksisting diubah menjadi jalur 4 yang baru, dan jalur 4 eksisting dibongkar.
Selain itu, sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik. Bangunan lama stasiun beserta gudang peninggalan Staatsspoorwegen sudah dibongkar karena terkena perpanjangan sepur badug eksisting menjadi jalur 1 yang baru sehingga digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar dan tanah tempat gudang ini berdiri dijadikan lokasi bangunan baru stasiun.
Meski bangunan yang lama tinggal puing-puing besi yang berkarat itu menjadi bukti bahwa sejak zaman Belandapun daerah ini sudah ramai disinggahi. Walapun stasiun ini digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta yang akan menuju ke Madiun, stasiun ini dulunnya juga berperan penting dalam lalu lintas kereta api, khususnya kereta api yang mengangkut kayu.
Baca juga: Waspadai Perubahan Jadwal Kereta! Mulai 1 Desember PT KAI Gunakan Gapeka 2019
Walaupun sudah mengalami pembaruan, ternyata bekas jalur kereta ini yang menuju ke Lanud Iswahjudi masih tersisa di dekat perkampungan warga. Selain penggantian nama, Bupati Magetan juga meminta kepada PT KAI untuk memberhentikan lebih banyak kereta api kelas eksekutif dan bisnis di stasiun ini.