Dipercaya sebagai tuan rumah dari perhelatan akbar dunia olahraga se-Asia, ASIAN Games 2018, Ibu Kota Sumatera Selatan, Palembang tengah berbenah diri untuk menata kembali kotanya, termasuk bidang transportasinya. Light Rail Transit (LRT) dipilih menjadi salah satu moda transportasi darat guna mendukung terselenggaranya pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut. Selain itu, tujuan lain pengadaan LRT ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Palembang.
Baca juga: Kejar Asian Games 2018, Proyek Palembang LRT Telah Mencapai 40 Persen
Kini, PT Industri Kereta Api (PT INKA) tengah dikejar target dalam pembuatan 8 rangkaian LRT yang pada bulan Maret 2018 mendatang, kereta ringan tersebut harus sudah berada di Palembang. Sebenarnya, pengadaan LRT ini bak sebuah pelarian dimana sebelumnya Palembang berencana untuk membangun sebuah monorail yang menghubungkan Bandara Sultan Badaruddin II dan Kompleks Olahraga Jakabaring sebagai salah satu alternatif transportasi umum. Namun, rencana proyek tersebut terpaksa diurungkan karena kesulitan mencari investor yang dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta proyek ini dianggap kurang menguntungkan. Selain itu, alasan lain dibalik pengadaan LRT itu sendiri adalah dasar penelitian yang menyebutkan bahwa kota Palembang akan mengalami macet total pada tahun 2019 mendatang.
Baca juga: Di Jakarta Segera Beroperasi MRT dan LRT, Tahukah Artinya?
Menurut Senior Manager Secretary, Public Relation dan CSR PT Inka, Cholik Mochamad Zam-Zam, PT INKA tengah mengusahakan membuat LRT yang canggih dan modern dimana keamanan dan kenyamanan para penumpang menjadi prioritas utamanya. “Yang jelas futuristik, stainless steel, dan ringan,” papar Cholik, seperti yang dilansir dari laman kumparan.com, Senin (13/3/2017). Nantinya, akan ada 13 stasiun yang tersebar di proyek yang membentang sejauh 23,4 km ini, dan kereta ringan ini akan berjalan di atas sungai Musi, bersampingan dengan jembatan Ampera.
Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno memaparkan tentang pra sarana yang akan menunjang LRT Palembang ini. Seperti yang dikutip dari laman liputan6.com, Djoko mengatakan lebar jalan rel (gauge) dari LRT Palembang adalah 1.067 mm dengan axle load hingga 12 ton. Kecepatan direncanakan untuk kereta ringan ini adalah 100 km per jam, dengan kecepatan maksimum 85 km per jam. Konstruksi jalur berupa slab track, yaitu penggunaan pelat beton sebagai tiang penyangga dari jalur LRT, keuntungannya adalah jalur ini mampu menahan beban yang lebih berat layaknya tiang penyangga di jalan tol. Persinyalan adalah fixed block dengan cap signal (ETCS Level 1). Sistem electrical dengan third rail system 750 VDC.
Untuk bagian dalam dari kereta ringan ini sendiri, PT INKA menggunakan panel berbahan dasar tahan api, tidak beracun, dan tahan terhadap bahan kimia. Soal kelengkapan fasilitas di dalam gerbongpun tidak perlu diragukan lagi, persero yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur ini juga melengkapi gerbong dengan sistem informasi digital, pegangan tangan, 3 pintu penumpang tiap sisi kereta, tempat duduk memanjang, hingga disiapkan 2 jendela darurat evakuasi dan 2 jendela yang bisa dibuka tiap gerbongnya. Beberapa alat keselamatanpun tidak lupa disisipkan di setiap gerbongnya, seperti alat pemadam kebakaran, 4 buah palu pemecah kaca, dan juga 4 buah stop blok.
Layaknya KRL Jabodetabek, LRT Palembang pun mengadopsi tampilan yang hampir mirip dengan tulang punggung transportasi Ibu Kota ini. Tampilan depan dari LRT Palembang akan dihiasi oleh papan informasi asal – tujuan, wiper elektrik, nozzle penyemprot air, fog lamp, automatic coupler, penghalang rintang, dan tentu saja sebuah kaca windshield. Sebelum ini muncul kabar bahwa kereta yang digunakan akan didatangkan adalah bekas pakai dari Malaysia yang diproduksi di Jepang.