Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanMetro Kapsul, Harapan Pemkot Bandung Untuk Urai Kemacetan

Metro Kapsul, Harapan Pemkot Bandung Untuk Urai Kemacetan

Sebagai salah satu kota destinasi wisata favorit masyarakat Ibu Kota, Bandung dewasa ini mulai mengambil ancang-ancang untuk meredam kemacetan yang terjadi, terutama di kala akhir pekan dan libur-libur panjang lainnya. Selain weekend, masyarakat Kota Kembang ini juga mulai mengeluhkan soal kemacetan yang terjadi di hari-hari kerja. Pembangunan beberapa jalan layang yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi kemacetan di Bandung ternyata tidak terlalu berdampak signifikan terhadap masalah tersebut.

Baca juga: Peuyeum Dilarang Masuk Kabin Kereta?

Merujuk pada masalah kemacetan tersebut, Walikota Bandung Ridwan Kamil kini tengah menyiapkan salah satu moda transportasi darat yang diharapkan dapat menjadi jalan keluar untuk masalah kemacetan yang tengah melanda kota berjuluk Paris van Java tersebut. Pengadaan Light Rapid Transit (LRT) yang sudah masuk ke dalam agenda Pemerintah Kota (Pemkot) sejak lama ini seolah siap direalisasikan, terbukti dengan dihadirkannya sebuah prototipe LRT yang dipajang di Alun-Alun Bandung. Mengutip dari akun Instagram pria yang akrab disapa Kang Emil ini, pada 5 April 2017 kemarin. Ia memposting sebuah foto LRT dengan caption, “Warga Bandung tersayang, prototipe atau sampel LRT Bandung Metro Kapsul, warna biru persib sudah terpasang di alun-alun. Silakan lihat-lihat dan beri masukan. Hatur Nuhun.”

Sumber: merdeka.com
Sumber: merdeka.com

Meski baru prototipe saja, namun kehadiran moda tanpa awak ini seolah menjadi angin segar bagi warga kota Bandung yang sudah mulai jenuh dengan kemacetan yang terjadi. Namun siapa sangka, gerbong LRT Bandung Metro Kapsul ini merupakan karya anak bangsa. Seperti yang dikutip dari lama pikiran-rakyat.com, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan desain dan rangka LRT Bandung Metro Kapsul ini merupakan karya dari para Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), dan menggunakan mesin penggerak yang berasal dari Slovenia.

Senada dengan Didi, Direktur Teknik PT PP Infrastruktur, selaku pengembang dalam proyek ini, Tauhid Kurniawan mengatakan hampir semua komponen Metro Kapsul dibuat di dalam negeri, kecuali motor listrik dan baterai. Namun, Tauhid mengakui tidak jarang produk dalam negeri menuai persepsi negatif dari khalayak ramai. “Kita tidak membuat seperti standar kita sendiri, tetapi nanti akan diketemukan dengan standar yang ditentukan oleh regulator, dalam hal ini Kementerian Perhubungan,” Tutur Tauhid seperti yang dilansir dari laman bbc.com pada Kamis (6/4/2017). “Jadi sistemnya ini sudah meng-cover aspek safety operational. Itu sudah menjadi bagian dari teknologi yang dikembangkan,” tambahnya.

Langkah keamanan tersebut antara lain dengan memasang redundansi, yaitu setiap kapsul dilengkapi 4 unit motor listrik dan 4 rem. Dalam keadaan darurat, satu motor listrik cukup untuk membawa penumpang ke stasiun selanjutnya. Selain itu, baterai dengan kapasitas 20 kWH juga terpasang pada moda ini untuk mengantisipasi jika terjadi mati listrik. Walaupun pengoperasian moda ini diatur oleh operator, namun akan ditempatkan seorang petugas yang berperan sebagai pemandu penumpang dan pengemudi dadakan dalam situasi darurat.

Sumber: youtube.com
Sumber: youtube.com

Untuk jalurnya sendiri, LRT Bandung Metro Kapsul tidak bergabung dengan kendaraan konfensional lainnya di Bandung, seperti kendaraan pribadi dan angkot. Metro Kapsul memiliki jalur sendiri yang dibangun di atas pilar beton. Selain itu, moda yang dapat mengangkut 50 penumpang ini juga berjalan menggunakan 8 ban karet dan desainnya memberikan fleksibilitas sehingga dapat belok dengan radius 15 meter. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi kota yang memiliki banyak jalan berbelok. Pembangunan lintasan dari LRT sepanjang 6 km ini sendiri rencananya akan dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu 3 km pertama akan menghubungkan Stasiun Bandung dan Dalem Kaum, sedangkan tahap kedua akan melanjutkan pembangunan tahap 1 hingga Tegallega dan kembali ke stasiun Bandung. Pembangunan jalur tersebut akan dibuat di atas jalan-jalan kota Bandung dengan ketinggian minimal 7 meter dan maksimal hingga 10 meter.

Kang Emil sendiri menargetkan total jarak dari proyek LRT ini adalah sekitar 40km yang menghubungkan beberapa wilayah penting di kota Bandung. ”Mungkin 40 kilometeran. Tapi suatu hari akan menghubungkan ke Jatinangor, Soreang, menghubungkan ke kereta cepat juga. Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Presiden juga, dan Presiden menyetujui teknologinya pakai yang ini,” ucap Kang Emil seperti yang dilansir dari laman kompas.com, Rabu (5/4/2017). Pria berkacamata ini juga berharap agar proses groundbreaking dari LRT Bandung Metro Kapsul ini bisa dilakukan dalam waktu dekat oleh PT PP Infrastruktur selaku pihak pengembang.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru