Baru-baru ini Topan Hagibis melanda Jepang dan lebih dari 50 orang meninggal dunia serta beberapa moda transportasi terpaksa tak beroperasi. Salah satunya adalah kereta cepat Shinkansen yang tidak bisa beroperasi dikarenakan jalurnya dipenuhi air banjir akibat hujan lebat saat badai melanda.
Baca juga: Kenapa Kereta Tidak Bisa Menembus Rel Yang Tergenang Banjir? Ini Dia Jawabannya!
East Japan Railway Company (JR East) mengatakan, sepertiga dari kereta peluru yang digunakan pada satu jalur telah rusak oleh banjir. Hal ini karena air dari sungai yang meluap dan memasuki fasilitas di Prefektur Nagano.
Tak hanya itu listrik pun mati selama beberapa hari terakhir karena Topan Hagibis ini. Dilansir KabarPenumpang.com dari mashable.com (15/10/2019), rute kereta cepat dari Nagano ke Stasiun Joetsumyoko bahkan masih ditutup hingga Senin malam kemarin.
Hal ini dikarenakan Depo Kereta Shinkansen di Nagano terendam banjir karena jebolnya tanggul sepanjang 70 meter dari Sungai Chikuma akibat derasnya arus air yang disebabkan Topan Hagibis. Akibatnya tujuh rangkaian kereta Shinkansen seri E7 dan W7 yang tersimpan di depo terendam banjir.
Karena hal ini JR East dalam situs webnya mencantumkan operasional kereta Shinkansen yang ditangguhkan akibat Topan Hagibis. Seorang pelancong asal Indonesia, Indra Budiari mengaku dua hari yang lalu atau Minggu (13/10/2019) kereta Shinkansen seharian tidak beroperasi.
“Dua hari lalu, seharian kereta Shinkansen tidak beroperasi, jadi pelancong yang mau pindah dari satu kota ke kota lain nggak bisa. Tapi kemarin (14/10/2019) sudah mulai banyak yang beroperasi cuma jalur-jalurnya tertentu saja yang masih terganggu,” ujar Indra ketika dihubungi KabarPenumpang.com (15/10/2019).
Dia mengaku, akibat tak beroperasinya kereta Shinkansen, banyak pelancong yang menginap satu hari lagi di satu kota demi keamanan. Untuk diketahui, Topan Hagibis dikategorikan oleh Badan Perkiraan Cuaca milik Militer Amerika Serikat sebagai badai topan kategori 5.
Baca juga: KA Porong, Mencoba Bertahan di Tengah ‘Kepungan’ Lumpur Lapindo
Badai dengan kategori 5 pada Skala Saffir-Simpson merupakan badai topan dengan kekuatan tertinggi dengan kecepatan angin yang bisa mencapai 252 km per jam. Nama Hagibis sendiri berasal dari bahasa Tagalog, Filipina yang berarti kecepatan dan kekuatan.