Sebagai negara ‘adidaya’ dalam pencapaian teknologi kereta cepat, Cina diwartakan bakal membuktikan perjalanan sejauh 2.200 km dari Wuhan ke Guangzhou hanya dengan durasi dua jam perjalanan saja.
Baca juga: Di 2027, Jepang Hadirkan Kereta Cepat Maglev Tokyo-Nagoya
Sudah barang tentu guna mewujudkan ambisi diatas diperkukan serangkaian kesiapan tingkat tinggi, terutama dari sisi wahana dan infrastruktur yang ada. Sebagai wahana, digunakan kekuatan dari levitasi magnetik (maglev) yang diyakini mampu berakselerasi dari 350 km per jam di trek konvensional menjadi 600 sampai 1.000 kilometer per jam di trek khusus.
KabarPenumpang.com melansir asiatimes.com (2/10/2019), juru bicara Wuhan, ibukota Hubei melaporkan pada akhir bulan lalu jalur maglev eksperimental akan dibuat awal tahun depan. China Railway Group bahkan sudah disurvei oleh lembaga desain untuk melakukan studi kelayakan jaringan baru yang membentang dari Guangzhou ke Beijing.
Bahkan prototipe kereta maglev dengan kecepatan 600 km per jam akan mulai diuji coba berjalan tahun 2020. Pihak pemerintah Hubei akan mulai bekerja pada bagian 200 km yang terbuat dari tabung vakum untuk melakukan percobaan dalam memverifikasi superkonduktor suhu tinggi dan canggih yang akan mendorong batas kecepatan seribu kilometer per jam.
Proyek baru ini dikerjakan Cina dengan ambisius karena makalah kebijakan terbaru Beijing tentang perkembangan transportasi nasional yang diumumkan bulan lalu. Kebijikan ini tentang menjalankan jalur maglev baru antara pusat-pusat kota utama untuk melengkapi jaringan kereta api berkecepatan tinggi yang ada.
Bahkan rute kereta cepat dari Beijing menuju Shanghai dan Beijing menuju Guangzhou yang bergerak dengan kecepatan tinggi 350 km per jam telah membuat hunian di sekitar dengan harga yang melonjak hingga 82 persen setelah jalur ini selesai dibuat. Tak hanya itu kereta-kereta baru tersebut akan dikemas sebelum liburan besar dan puncak musim liburan dan dapat digunakan untuk mengurangi kemacetan.
Nantinya dalam beberapa dekade mendatang, permintaan perjalanan kereta berkecepatan tinggi diperkirakan akan semakin meningkat. Bahkan dipercaya pelancong dengan tujuan bisnis akan lebih memilih naik kereta maglev dibanding naik pesawat untuk melakukan perjalanan dari satu kota ke kota dalam waktu satu jam.
Selain Cina, Jepang, Jerman dan Amerika Serikat juga bersaing dengan uji coba kereta maglev ultra cepat masing-masing berdasarakan berbagai model maglev superkonduktor. Insinyur China Railway Group mengatakan, keunggulan Cina dalam kereta api berkecepatan tinggi konvensional dan rolling stok tidak selalu memberi bangsa tersebut langkah awal dalam dunia kompetitif kereta apung, karena mengacu pada teknologi maglev, yang melibatkan dua set magnet yang saling memukul mundur satu sama lain dan mengangkat sebuah kereta naik dari jalurnya.
Baca juga: Cina Canangkan Kereta Cepat Maglev dengan Kecepatan 800 Kilometer Per Jam!
Pada tahun 2002, Cina menerima transfer teknologi dari Jerman untuk jalur maglev 30 km antara pusat kota Shanghai dan Bandara Pudong yang memungkinkan kereta untuk bepergian dengan kecepatan 430 km per jam.