Mengganti peralatan makan di dalam kabin pesawat dengan bahan yang bisa didaur ulang atau bahkan bisa dimakan ternyata bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan, apalagi dengan adanya barang-barang baru ini bisa mengurangi limbah plastik yang dihasilkan dari setiap penerbangan.
Baca juga: Solusi Ramah Lingkungan, Mulai 1 Agutus Kargo Garuda Indonesia Gunakan Kemasaan dari Bahan Daur Ulan
Pasalnya diperkirakan 5,7 juta ton limbah kabin termasuk plastik sekali pakai, earphone dan limbah makanan dihasilkan oleh penerbangan penumpang setiap tahun. Hal ini kemudian membuat studio desain PriestmanGoode mengembangkan produk yang ramah lingkungan yang bisa dimakan atau di daur ulang.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman telegraph.co.uk (17/9/2019), PriestmanGoode mengembangkan nampan yang terbuat dari ampas kopi bekas, penutup lauk yang terbuat dari ganggang atau daun pisang dan sendok garpu dari kayu kelapa. Dalam pengembangannya, mereka mengatakan tengah berdiskusi dengan perusahaan penerbangan dan perusahaan kereta api.
Hal ini agar “dream (mimpi)” untuk mengubah konsep mereka menjadi kenyataan di seluruh industri. Baki atau nampan tersebut merupakan bagian dari pameran baru di London Design Museum yang berjudul “Get Onboard: Reduce” yang mana untuk mengajarkan penggunaan kembali dan berpikir kembali. Pameran ini sendiri akan dibuka hingga Februari 2020.
Dalam pameran tersebut juga memperlihatkan bagaimana desain dapat ditata kembali menggunakan bahan-bahan inovatif untuk mengatasi limbah dalam industri perjalanan dan mendorong pelancong untuk memikirkan kembali kebiasaan mereka. Tak hanya nampan, PriestmanGoode juga mengembangkan termos air yang terbuat dari gabus dan bioplastik kompos.
Botol ini dapat digunakan kembali dan cocok berada di saku depan kursi kabin. Ini dimaksudkan untuk penggunaan berulang tetapi dalam jangka pendek seperti liburan. Adanya botol ini pun untuk membantu menghilangkan jutaan botol plastik yang dijual di bandara setiap tahun.
Seperti jika penumpang di Bandara Heathrow meninggalkan ruang tunggu, mereka bisa mengisi ulang botol dari air mancur dibandingkan membeli botol plastik. Dengan hal ini bandara mengatakan dapat mengurangi konsumsi botol plastik sebesar 35 juta per tahun.
Baca juga: Stasiun di Melbourne Uji Penggunaan Duratrack, Bantalan Rel dari Bahan Plastik Daur Ulang
“Ada banyak diskusi di ruang publik tentang industri lain, di jalan raya, pompa bensin, tetapi tidak ada yang benar-benar telah dibicarakan tentang membuat orang mempertanyakan cara mereka bepergian. Itu bukan sesuatu yang sering kita dengar,” kata Jo Rowan, associate director strategy di PriestmanGoode.
Terkait nampan yang akan hadir dalam penerbangan, Rowan mengatakan ini akan luar biasa untuk menciptakan traksi dan diubah menjadi kenyataan.