Maskapai plat merah Garuda Indonesia dikabarkan melakukan pendaratan darurat di Bandara Karratha, Australia pada Minggu (15/9) kemarin. Alih-alih mengalami kerusakan pada mesin ketika mengudara, ternyata pendaratan darurat ini merupakan tindak responsif dari pihak maskapai untuk menyelamatkan salah satu penumpangnya yang mengalami serangan jantung ketika tengah di udara. Adapun pesawat Boeing 737-800 yang digunakan Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA728 ini tengah melakukan penerbangan berjadwal dari Denpasar (DPS) menuju Perth (PER).
Baca Juga: Bandara “Bandaranaike” Kolombo, Saksi Bisu Beberapa Pendaratan Darurat Garuda Indonesia
Sebagaimana informasi yang didapatkan KabarPenumpang.com dari siaran pers, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan mengatakan pada awalnya, penerbangan berjalan normal. Hingga tak berselang lama setelah pesawat tinggal landas, salah satu awak kabin di dalam penerbangan tersebut mendapati salah satu penumpang berjenis kelamin wanita berusia 63 tahun mengalami gejala sesak nafas. Sejurus sesaat, awak kabin langsung berupaya untuk memberikan bantuan pertama pada wanita tersebut.
“Melihat kondisi penumpang yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, pilot in command (PIC) Captain Shahzam Nizam Rassat, sesuai SOP, kemudian memutuskan untuk melakukan pengalihan pendaratan di Bandara Karratha untuk memastikan penumpang mendapatkan penanganan lebih lanjut,” terang Ikhsan.
Adapun kondisi wanita yang dianonimkan tersebut berangsur membaik, dan pesawat Garuda Indonesia GA728 kembali melanjutkan perjalanan menuju Perth pukul 01.06 LT dan tiba pada pukul 01.25 LT di hari yang sama.
Mengapa di Bandara Karratha?
Mengingat kondisi pasien yang membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin, wajar adanya jika kapten penerbangan terpaksa mengambil keputusan untuk mengalihkan penerbangan tersebut menuju bandara terdekat yang available. Pertanyaannya, “Mengapa pilot memilih Bandara Karratha?”
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, ini merupakan kondisi darurat medis dimana pesawat harus sesegera mungkin mendarat agar nyawa dari penumpang terselamatkan. Mengingat Bandara Karratha merupakan salah satu bandara yang dilintasi oleh pesawat, maka tidak heran jika GA728 memilih untuk mendarat di bandara yang terletak 14km dari pusat kota Karratha ini.
Selain itu, jika diperhatikan rekam jejak penerbangan pesawat yang terdapat di laman flightstats.com, Garuda Indonesia GA728 yang terbang dari Denpasar menuju Perth ini mengambil rute lurus ke arah Selatan, menyeberangi Samudera Hindia dan melanjutkan penerbangan di atas Benua Australia. Tercatat pula bahwa pesawat Garuda Indonesia GA728 sempat berbalik arah di atas kota tambang, Tom Price sebelum akhirnya mendarat di Karratha.
Baca Juga: Penerbangan Haji 2019 Rampung, Garuda Indonesia Catatkan OTP 89 Persen!
Kuat dugaan, alasan dari pilot untuk mendarat di Bandara Karratha adalah lalu lintas udara di Bandara Perth itu terlalu sibuk – wajar adanya jika pesawat harus mengantri untuk mendarat atau take-off dari bandara internasional sekelas Bandara Perth .
Selain itu, dugaan lain adalah unit pesawat yang digunakan oleh Garuda Indonesia pada penerbangan tersebut, Boeing 737-800 merupakan pesawat narrow-body yang agaknya tidak terlalu rumit untuk menjalani skema pendaratan darurat (menimbang dari panjang landas pacu atau runway dan kesiapan ground handling menangani kasus darurat medis) semacam ini.
Kemungkinan terakhir, kondisi penumpang sudah tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju Perth, mengingat jarak yang terbentang antara Karratha dan Perth mencapai angka 1.522,4 km via National Route 1.