Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Peribahasa tersebut agaknya tepat untuk menggambarkan situasi yang sempat memanas di Iran belakangan ini, dimana sempat terjadi boikot besar-besaran terhadap pionir aplikasi ride-hailing di Iran, Snapp. Berawal dari perselisihan antara pengemudi dan penumpang, siapa sangka insiden ini bisa berbuntut panjang dan cukup masif.
Baca Juga: Sering Tertukar, Ini Dia Perbedaan Antara Ride-Sharing dan Ride-Hailing
Insiden ini bermula ketika seorang pengemudi Snapp bernama Saeed Abed berusaha untuk mengingatkan penumpang wanitanya untuk membetulkan hijab yang terlepas dari kepalanya. Di sini, Saeed hanya berupaya untuk menegakkan hukum yang berlaku di Iran, yang menyebutkan bahwa setiap wanita diwajibkan untuk menutup auratnya dengan mengenakan kerudung dan baju yang longgar.
Tidak terima diceramahi, wanita ini lalu beradu argumen dengan Saeed sebelum pada akhirnya turun dari mobil yang ditumpanginya tersebut. KabarPenumpang.com mengutip dari laman aljazeera.com, kejadian yang diperkirakan terjadi pada 6 Juni 2019 kemarin ini dengan cepat menjadi buah bibir warganet setelah penumpang terkait mengungkapkan apa yang baru ia alami di media sosial Twitter – disertakan dengan nama dan foto Saeed, sang pengemudi.
Singkat cerita, cuitan sang penumpang wanita yang tidak diterima ini telah dihapus karena alasan yang tidak disebutkan – namun screen capture dari cuitannya ini sudah kadung tersebar. Pro dan kontra mewarnai insiden yang (sebenarnya) berlandaskan dari suatu hal yang baik ini.
Banyak publik di luar sana yang menyanjung aksi dari Saeed yang mengindikasikan bahwa ia adalah seorang warga negara yang patuh dan selalu berusaha untuk menegakkan peraturan yang ada. Namun tidak sedikit juga dari warganet yang menilai aksi dari Saeed ini terlalu personal untuk dilontarkan kepada seorang penumpang.
Baca Juga: Seberapa Perlu Layanan Ride-Sharing Merata di Berbagai Daerah?
Saking viralnya, Saeed sampai-sampai dipuji sebagai Pahlawan dan diundang ke stasiun TV milik Pemerintah sebagai buah manis dari upayanya untuk menegakkan syariat Islam. Namun viralnya Saeed menjadi awalan dari aksi boikot terhadap aplikasi Snapp – tempat Saeed bekerja. Warganet yang kontra terhadap aksi heroik Saeed ini berbondong-bondong menghapus aplikasi Snapp dari ponsel pintar mereka.
Tagar #BoycottSnapp dan #WeDeleteSnapp yang menyerukan aksi boikot ini juga sempat menjadi trending di Iran untuk beberapa hari. Tidak diketahui pasti berapa angka tepat dari penurunan aplikasi terunduh dari Snapp ini, namun satu yang pasti, hal sepele bisa saja menjadi viral dengan sangat mudah.