Jika pada artikel sebelumnya dijabarkan tentang apa-apa saja jaringan kereta yang ada di Jazirah Arab yang dapat membantu mobilisasi para Tamu Allah, kini saatnya membahas salah satu jaringan kereta yang pernah dan rencananya akan dibuka kembali untuk ‘mempertebal’ lini pelayanan terhadap Jamaah Haji di masa yang akan datang. Adalah Hejaz Railway, jaringan perkeretaapian narrow-gauge yang sempat mengular dari Damaskus di Suriah menuju Madinah via Hejaz yang masuk teritorial Arab Saudi.
Baca Juga: Sejak Dahulu, Jaringan Kereta di Arab Mudahkan Mobilisasi Jemaah Haji
Asal Mula
Kilas balik ke tahun 1860-an, dimana euforia pembangunan jalur kereta tengah menjadi-jadi kala itu, dan Hejaz merupakan salah satu area yang diekspektasikan bakal menjadi jalur yang ramai digunakan oleh penumpang. Semula, jaringan kereta Hejaz Railway ini dicanangkan untuk bisa mengular dari Damaskus sampai ke Laut Merah, namun rencana ini gagal karena Amir Mekkah kala itu mengatakan bahwa jaringan perkeretaan bakal mematikan bisnis transportasi unta yang menjadi salah satu tulang punggung transportasi di Jazirah Arab.
Mengutip dari berbagai laman sumber, pembangunan jalur kereta api ini sendiri sudah dilakukan pada tahun 1840 namun baru direalisasikan pada tahun 1908 – atau pada masa pemerintahan Usmaniyah Turki pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II.
Pembangunan jaringan kereta api ini tidak hanya memudahkan sarana transportasi di sana saja, melainkan menjadi salah satu program Pan Islamisme yang dilancarkan oleh Sultan Abdul Hamid II. Pan Islamisme merupakan paham politik yang lahir pada saat Perang Dunia II mengikuti paham yang tertulis dalam al-a’mal al-Kamilah dari Jamal-al-Din Afghani – seorang aktivis politik dan nasionalis Islam.
Konstruksi pembangunan jalur ini cukup sulit, karena melalui daerah kawasan gurun pasir yang memiliki rintangan cukup tinggi. Selain melalui gurun pasir yang rawan akan terjadinya badai gurun, juga menghadapi wilayah yang bergunung gunung batu seperti lereng Naqab di selatan Yordania
Masa Beroperasi
Singkat cerita, jalur kereta Hejaz Railway sepanjang 1.320 km rampung dan mulai mengakomodasi penumpang. Hadirnya jaringan kereta ini ternyata membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap para Tamu Allah. Sebelum ada Hejaz Railway, mereka membutuhkan waktu sekira 40 hari untuk tiba di Tanah Suci, namun ketika jaringan kereta ini sudah beroperasi, hanya dibutuhkan lima hari saja untuk bisa memulai perjalanan spiritual di Baitullah.
Seolah menjadi primadona baru, ratusan hingga ribuan Jamaah Haji yang berasal dari Rusia, Asia Tengah, Iran, dan juga Irak terus membanjiri Damaskus untuk naik kereta menuju Madinah.
Namun sayang, kereta ini tidak pernah mengular sampai ke Mekkah tatkala Pemberontakan Arab melawan Ottoman pecah pada tahun 1916 hingga 1918. Sejumlah bagian dari jaringan kereta tersebut diledakkan oleh Arab dan sekutunya. Hingga pada akhirnya, Hejaz Railway harus ‘pensiun’ pada tahun 1920.
Rencana Pembangunan Kembali
Menurut rencana yang beredar, Hejaz Railway ini akan kembali beroperasi pada tahun 2020 mendatang, hanya saja berganti nama menjadi Hejaz-Istanbul Railway – namun masih belum ada kejelasan lebih lanjut terkait rencana pengoperasian kembali ini.