Selain Indonesia yang tengah gandrung dengan bus listrik asal Cina, di negara yang lokasinya lebih jauh, yaitu Chili, bus listrik lansiran Cina juga mulai merambah sejak Desember 2018. Menawarkan dapat mengurangi polusi udara, suara (kebisingan) dan efisiensi, menjadikan tren bus listrik mulai menjadi pilihan angkutan di perkotaan besar.
Baca juga: Operasional Bus Listrik di Jakarta Masih Menanti Regulasi
Sebanyak 203 armada bus buatan Cina ini hadir di Chili. Menteri Transportasi dan Komunikasi Chili, Gloria Hutt mengatakan, masukknya bus listrik buatan Cina dalam transportasi di ibukota Santiago sangatlah positif dalam banyak hal.
“Yang paling penting bagi kami adalah evaluasi terhadap para penumpang, yang sangat bagus. Tecatat bahwa para penumpang memberi bus Cina rata-rata peringkat 6,3 pada skala 1-7, yang melampaui kereta bawah tanah Santiago, mantan ibu kota terbaik sistem angkutan massal yang berorientasi,” kata Gloria yang dikutip KabarPenumpang.com dari xinhuanet.com (5/8/2019).
Armada bus listrik ini berwaran merah putih yang 100 persen berbahan bakar listrik dengan dilengkapi AC, WiFi dan port USB. Gloria mengatakan, penumpang bus benar-benar menjaga dan merawat karena merasakan perjalanan yang lebih baik.
Gloria mencatat, bus listrik ini mengurangi goresan dan coretan yang biasa di lakukan penumpang ketika di dalam bus. Menurutnya memasukkan bus listrik ke dalam moda transportasi Santiago menandai transformasi yang sangat radikal dalam kualitas sistem angkutan massal ibukota.
“Biaya operasi armada secara signifikan lebih rendah daripada yang didukung oleh bahan bakar konvensional, yang diharapkan dapat memacu operator bus lain untuk beralih ke kendaraan listrik.
Setiap bus dapat menempuh jarak 260 km dengan muatan penuh selama tiga jam, yang cukup untuk operasi sehari penuh. Untuk mengakomodasi kapasitas pengisian armada, kota ini memperbarui terminal bus dengan fitur teknologi yang lebih tinggi seperti stasiun pengisian yang lebih baik.
Gloria mengatakan sebuah koridor di Santiago telah mulai memasang stasiun pengisian ini dan berencana untuk menginstal koridor serupa di masing-masing ibukota regional Chili. Diketahui 183 bus Tiongkok lainnya akan mulai beroperasi pada bulan Oktober, dan kementerian sedang dalam pembicaraan untuk membeli 60 bus lagi.
Baca juga: Adopsi Bus Listrik, Antara Harapan dan Tantangan yang Menghadang
Langkah-langkah tersebut adalah bagian dari Metropolitan Mobility Network yang berwawasan ke depan kota, yang terdiri dari bus elektronik, kereta bawah tanah, kereta api pinggiran kota dan skema berbagi sepeda. Sektor swasta di Cina dan Chili semakin tertarik pada mobilitas listrik di Chili, yang oleh Hutt disebut sebagai “keuntungan” bagi pemerintah. Semakin banyak merek baru yang datang, sehingga kami memiliki jangkauan pasokan yang lebih besar.