Gempa bumi tektonik yang terjadi pada Jumat, 2 Agustus lalu telah dirasakan lumayan kuat di Jakarta. Dan terkait kejadian alam luar biasa tersebut, Moda Raya Terpadu alias MRT Jakarta merilis merilis beberapa langkah yang akan diterapkan bila gempa bumi terjadi. Langkah tersebut telah dituangkan dalam standar penanangan gempa pada jaringan MRT yang telah berlaku nternasional, diantaranya PT MRT Jakarta akan menghentikan kereta saat terjadi gempa bumi sampai guncangan berhenti dan membuat pengumuman yang tepat kepada penumpang.
Beberapa panduan dan standar ditungkan untuk menjamin keselamatan penumpang. Muhamad Kamaluddin, Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta dalam pesan tertulis menyebutkan bila terjadi gempa, maka setelah guncangan berhenti penumpang yang berada di Stasiun MRT Jakarta harap mengikuti arahan petugas di stasiun untuk menuju titik berkumpul di luar stasiun. Bagi penumpang yang berada di kereta dihimbau untuk tenang, tidak melalukan tindakan gegabah dan tetap berada di dalam kereta. Petugas di dalam kereta akan membuat pengumuman lewat radio kereta.
Sementara bagi penumpang yang berada di Stasiun MRT Jakarta, dihimbau untuk berlindung di tempat aman sampai guncangan berhenti. Bagi penumpang yang berada di kereta, dihimbau untuk berpegangan pada handrail sampai guncangan berhenti. Setelah guncangan berhenti kereta akan melanjutkan perjalanan dengan kecepatan lebih rendah ke stasiun berikutnya.
Konstruksi jaringan MRT Jakarta sendiri sudah dirancang untuk menahana efek dari gempa bumi, persisnya tahan terhadap gempa hingga berkekuatan mencapai lebih dari 8 skala ricter. Tentang kekuatan konstruksi pada efek gempa, MRT Jakarta mengacu pada teknologi yang telah diterapkan di Jepang, dimana negara tersebut punya pengalaman dan kondisi yang mirip dengan Indonesia dalam hal potensi serta ancaman gempa bumi.