Selain Malaysia Airlines, ternyata ada satu lagi maskapai plat merah di Asia yang kini kondisinya terseok karena masalah keuagan. Adalah Air India yang terbelit hutang hingga jutaan dollar. Mirip dengan formula yang digunakan untuk menyelamatkan Malaysia Airlines, maka Air India juga akan dijual sahamnya kepada swasta lewat program privitasisasi. Dalam masa persiapan privatisasi, sejumlah pembatasan diterapkan pemerintah agar laju hutang tak kian parah.
Baca juga: Mahathir Siap Jual Malaysia Airlines, Mungkinkah AirAsia Berminat Akuisisi?
Dikutip dari gulfnews.com (21/7/2019), disebutkan dalam masa menuju privatisasi, manajemen Air India dilarang untuk merekrut karyawan baru, tidak itu saja maskapai dengan livery merah putih ini juga dilarang menggelar program promosi. Penerbangan rute baru hanya dimungkinkan bila dianggap mendesak dan harus melalui uji aspek komersial.
Pihak Department of Investment and Public Asset Management (DIPAM) mengungkapkan bahwa inisaitif besar harus diambil untuk menyelamatkan Air India. Segala bentuk promosi yang saat ini masih berjalan juga akan dibekukan.
Pemerintah India dalam program Modi 2.0 sebelumnya telah gagal untuk menemukan penawar, dan selanjutnya pemerintah akan menjual maskapai ini kepada pihak swasta. Sebagai wujud konkrit upaya privatisasi, telah dibentuk kelompok kerja menteri untuk memuluskan jalannya privatisasi.
Air India sejauh ini memiliki total utang sekitar Rs58.000 crore. Kerugian kumulatif dari operator ini sebesar Rs 70.000 crore. Pada tahun keuangan yang berakhir 31 Maret 2019 maskapai ini diperkirakan telah melaporkan kerugian sebesar Rs7.600 crore.
Baca juga: IATA – Cermati Keterlibatan Swasta dalam Investasi Pembangunan Bandara
“Kali ini kami tidak ada keraguan untuk pelepasan investasi,” ujar seorang eksekutif senior Air India. Dalam kerangkan privatisasi, Pemerintah India telah menunjuk konsultan EY guna merampungkan memorandum informasi awal guna mengundang minat – expression of interest (EoI) dari calon penawar.