Bagaimana penumpang Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta setelah tiga bulan beroperasi? Ternyata penumpangnya meningkat dan target 65 ribu penumpang per hari pun sudah tercapai.
Baca juga: Garap TOD di Stasiun Layang, MRT Jakarta Siap Bangun Transit Plaza di Lebak Bulus
Bahkan pada hari libur Lebaran penumpang MRT melonjak hingga 90 ribu orang per harinya. Direktur Operasi dan Pengembangan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi mengatakan saat ini pattern kenaikan penumpang terlihat jelas. Dimana setiap hari Senin jumlah penumpang menurun dan Jumat hingga akhir pekan meningkat.
“Kalau hari Senin 80 ribu penumpang, hari Jumat sore bisa mencapai 90 ribu penumpang per harinya,” kata Effendi, Rabu (26/6/2019).
Dia mengatakan saat ini stasistik lonjakan penumpang terjadi pada Hari Perayaan Ulang Tahun DKI Jakarta dimana ada 106.601 orang yang naik MRT Jakarta. Namun bila di total selama bulan Juni 2019 penumpang rata-ratanya 80 ribu orang per hari yang naik MRT Jakarta.
Effendi menyebutkan lonjakan penumpang terjadi di jam sibuk pagi hari dan malam hari karena penumpang berangkat dan pulang kerja. Dia mengatakan, dari data yang didapat pihaknya, jumlah penumpang tertinggi berangkat dari Lebak Bulus ke arah Bundaran HI, tertinggi kedua dari Bundaran HI menuju Lebak Bulus dan Blok M menjadi stasiun teramai ketiga.
Tak hanya itu saat ini PT MRT Jakarta juga yakin bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp350 miliar di 2019. Hal ini dikatakan Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar yang menyebutkan pendapatan tersebut melalui tiket dan pendapatan non fare box atau diluar dari tiket.
Pendapatan non tiket tersebut bersumber dari empat sektor yakni kerja sama penamaan stasiun, iklan, telekomunikasi dan retail.
“Kerja sama penamaan stasiun dan periklanan masing-masing berkontribusi sebesar 40 persen dari pendapatan non tiket, sedangkan telekomunikasi dan retail masing-masing berkontribusi sebesar 10 persen. Untuk kerja sama penamaan stasiun, PT MRT Jakarta telah bekerja sama dengan BCA untuk penamaan Stasiun Blok M sehingga kedepannya bakal berubah nama menjadi Stasiun Blok M BCA,” kata William.
Saat ini, PT MRT Jakarta sedang berproses untuk kerja sama penamaan empat stasiun yaitu Stasiun Bendungan Hilir, Senayan, Cipete Raya dan Blok A. Selain itu, seluruh provider telekomunikasi seluler pun telah bekerja sama dengan PT MRT Jakarta.
Baca juga: Depo di Ancol Barat, MRT Jakarta Fase II Punya Tujuh Stasiun
“Terbaru adalah Indosat, jadi sekarang sudah lengkap providernya,” ungkap William.
William mengatakan pihaknya saat ini menargetkan besaran pendapatan tiket pada 2019 mencapai Rp175 miliar. Pendapatan non tiket awalnya sempat ditargetkan mencapai Rp100 miliar. Namun, dengan melihat animo dari mitra swasta William yakin pendapatan non tiket bisa digenjot menjadi Rp175 milliar.
Selain itu, saat ini sudah ada beberapa penumpang yang mendapatkan peringatan terkait tidak boleh makan danminum, duduk di sekitaran peron (ngemper) hingga memencet tombol darurat di kereta. Effendi mengatakan, pelanggar ini harusnya dikenakan denda Rp500 ribu, namun kali ini pihaknya masih menegur dengan baik.
“Kita tegur secara halus, kalau di ulang lagi denda akan kami terapkan. Yang paling parah adalah ibu yang anaknya memencet tombol darurat di kereta sebanyak tiga kali. Itu kita tindak tegas, kalau di bilang tidak mampu kita minta agar mereka meminta keterangan dari RT bila tidak sanggup membayar (seperti surat keterangan tidak mampu),” tambah Effendi.