Seorang pilot tewas setelah helikopter AgustaWestland AW109E yang diterbangkannya jatuh di salah satu gedung tinggi 54 lantai di New York. Pilot yang menerbangkan helikopter tersebut diketahui bernama Tim McCormack yang awalnya tidak diizinkan terbang dalam cuaca buruk.
Baca juga: Seorang Penumpang Truk Tewas Terkena Sebilah Rotor Helikopter yang Lepas
Federal Aviation Administration (FAA) mengatakan, Tim ternyata tidak memiliki sertifikat penerbangan yang tepat. Selain itu setiap pilot juga harus memiliki instrumen untuk terbang dalam cuaca buruk. “Pilot ini tidak memliki peringkat instrumen untuk penerbangan cuaca buruk,” ujar FAA yang dikutip KabarPenumpang.com dari cnn.com (12/6/2019).
Seorang analis penerbangan Mary Schiavo mengatakan, untuk mendapat peringkat instrumen tersebut, pilot membutuhkan 100 jam atau lebih pelatihan tambahan selain pelatihan dasar.
“Ini membantu pilot belajar terbang tanpa referensi visual ke langit di bawah aturan penerbangan instrumen, dengan hanya mengandalkan instrumen untuk “terbang buta” di awan atau kabut tebal di bawah arahan kendali lalu lintas udara,” ujar Schiavo.
Diketahui sebelum terjadi kecelakaan tersebut, yaitu Senin (11/6/2019), hujan deras dengan kabut tengah membasahi New York dan jarak pandang di Central Park menurun hingga 1,25 mil atau sekitar 2 km. Tidak itu saja, angin dengan kecepatan sembilan meter per jam menerpa dari arah timur. Saat helikopter jatuh, pihak kepolisian dan pemadam kebakaran langsung menuju lokasi di Midtown Manhattan.
Pejabat kota setempat mengatakan, helikopter tersebut jatuh setelah mencoba mendarat darurat di atas gedung 54 lantai yang tanpa helipad. Kecelakaanitu terjadi 11 menit setelah helikopter berangkat dari heliport.
Helikopter yang diterbangkan Tim lepas landas dari East 34th Street Heliport sekitar pukul 13.32 waktu setempat. Saat berada di ketinggian, Tim mengirimkan pesan ke heliport dirinya akan kembali. Helikopter nahas ini terbang tanpa penumpang, meski begitu kapasitas AW109 bisa membawa tujuh penumpang.
Bahkan terakhir sebelum kejadian dia berkomunikasi dengan heliport dan tak yakin dengan lokasinya saat itu. Kemudian Tim menerbangkan helikopternya disekitar Battery Park di ujung selatan Manattan dan kemudian mulai membelok ke arah Midtown Manhattan sebelum mendarat.
Tim sendiri sudah terbang bersama American Continental Properties selama lima tahun dan menerima lisensi pilot komersialnya pada 2004 lalu. Dari catatan FAA, Tim memiliki sertifikasi sebagai instruktur penerbangan untuk helikopter rotor tahun 2018.
Tahun 2014 lalu, Tim pernah menerbangkan sebuah helikopter di atas Sungai Hudson dengan membawa enam pelancong saat seekor burung menabrak dan memecahkan kaca depan. Hal ini kemudian membuat Tim mendaratkan helikopternya secara darurat.
Atas kejadian kecelakaan yang menimpa Tim pada Senin kemarin membuat Dewan Keselamatan Transportasi Nasional merilis rincian tentang penyelidikan yang bisa menghabiskan waktu hingga dua tahun. Untuk laporan pertama diharapkan dua minggu setelah kecelakaan.
“Helikopter itu tidak memiliki perekam data penerbangan atau perekam suara, juga tidak diharuskan memiliki alat-alat itu. Pesawat itu, bagaimanapun, mengandung perangkat lain untuk merekam data, dan penyelidik terus mencari mereka,” kata penyelidik keselamatan udara NTSB oug Brazy.
Baca juga: Tiba-Tiba Pilot Pingsan, Untungnya Penumpang Wanita Ini Berhasil Daratkan Helikopter
Masalah yang rumit adalah bahwa puing-puing kecelakaan terletak di atap. “Ini sangat terfragmentasi dan kebakaran pascakecelakaan menghabiskan banyak bukti. Pilot tidak pernah berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara, tetapi itu juga bukan keharusan,” kata Brazy.