Satu orang pramugari dilaporkan mengalami patah tulang kaki dan 150 penumpang harus menjadi korban keterlambatan pesawat Aeroflot selama 20 menit. Hal ini dikarenakan ulah seorang penumpang yang dilarang merokok saat berada di dalam kabin pesawat yang akan lepas landas.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman nzherald.co.nz (20/5/2019), insiden ini awalnya terjadi saat pramugari Aeroflot mendekati seorang penumpang yang merokok di dalam pesawat. Saat itu pramugari meminta penumpang yang bernama Maxim Pashnin untuk mematikan rokoknya karena ada larangan dilarang merokok dalam pesawat.
Pashnin kemudian bukannya mematikan rokok tetapi berubah kasar dan bertengkar dengan pramugari. Bahkan dia mendorong pramugari itu ke dalam kokpit dan menabrak pilot dan kopilot.
Bukan hanya cedera, pramugari tersebut patah kaki karena ulah Pashnin. Sehingga pilot menghubungi pihak polisi bandara setelah berhasil mengamankannya.
“Pramugari saat perkelahian kakinya dibuat patah oleh pelaku. Kemudian pria itu juga berkelahi dengan penumpang lain hingga polisi datang untuk mengeluarkan hooligan dari penerbangan,” ujar juru bicara Aeroflot.
Hal ini kemudian membuat Aeroflot meminta ganti rugi untuk perusahaan mereka dan pihak yang cedera serta menuntut hukuman maksimum bagi pelaku. Karena insiden ini Pashnin dijatuhi hukuman enam tahun penjara untuk hoologanisme udara dan kekerasan terhadap polisi.
Dari hasil pemeriksaan dokter, saat melakukan hal tersebut pada pramugari, Pashnin didapatkan tengah mabuk. Insiden ini sendiri terjadj pada 14 Mei lalu dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow.
“Beruntung semua ini terjadi di bandara daripada saat kita terbang. Bisakah kau bayangkan teror jika dia menjadi gila selama penerbangan?” ujar seorang penumpang yang menyaksikan adegan itu.
Pada Maret 2019, seorang penumpang mabuk yang minum vodka secara sembunyi-sembunyi di toilet pesawat menghina awak kabin sebagai pedofil. Pria bernama Henry tersebut berdiri di lorong dan berteriak pada awak kabin pedofil.
Bahkan tak hanya meneriaki pedofil, Henry sempat meninju punggung awak kabin tersebut. Karena hal tersebut dirinya diamankan oleh awak kabin yang dibantu penumpang yang tengah dalam penerbangan dengan Qantas dari Melbourne menuju Singapura.