Meski ojek online kini telah menjamur di Yogyakarta, namun naik becak keliling Kota Gudeg jelas punya cita rasa romatisme tersendiri. Namun, tak sedikit yang ragu-ragu untuk mencoba naik becak. Salah satu alasan yang mengemuka adalah harga (tarif) becak yang kerap disebut-sebut mahal, bahkan tak jarang wisatawan yang mengaku ‘terkena’ harga tembak dari si empunya becak.
Baca juga: Gandeng PLN, Universitas HKBP Nommensen Luncurkan Becak Motor Listrik
Memang tak ada pakem untuk soal tarif becak di Yogyakarta, tapi jangan khawatir, ada sejumlah cara agar Anda terhindar dari risiko terkena tarif tembak.
1. Wajib Tahu Rute
Agar tidak ‘dikerjai’ oleh tukang becak, mengenal rute yang akan dituju adalah sesuatu yang mutlak. Pemerintah DIY sudah banyak memberlakukan sistem satu jalur di beberapa jalan protokolnya. Otomatis, rutenya mudah diingat. Nah, sebelum naik becak, sebaiknya Anda mengetahui rute yang ingin dituju. Kalau bisa, aktifkan GPS di ponsel sepanjang jalan. Jika merasa diarahkan ke rute yang lebih jauh, maka jangan sungkan untuk bertanya ke tukang becak.
2. Nego Harga di Awal
Jangan sampai Anda naik becak tanpa mendiskusikan dan menetapkan harga. Sistem tawar-menawar harus Anda ladeni di awal. Estimasi perhitungannya adalah per satu kilometer tarif rata-rata becak antara Rp 10-15 ribu. Intinya, jangan asal naik becak tanpa bernegosiasi harga.
3. Sampai Kapan di Jogja?
Saat Anda sudah naik becak, maka pertanyaan klasik dari tukang becak adalah “Sampai Kapan di Jogja?” Itu merupakan pertanyaan pembuka untuk nantinya Anda diarahkan ke toko oleh-oleh, maklum mereka menjalin kerja sama dengan toko-toko tersebut. Jika Anda merasa belum butuh oleh-oleh, bilang saja “Saya masih lama di Jogja Pak.”
4. Cari Becak yang Sedang Melaju
Boleh percaya boleh tidak, tapi ada baiknya Anda mencari becak kosong yang tengah melaju, ketimbang becak yang sedang ngetem di pangkalan. Umumnya negosiasi harga akan lebih optimal dengan cara ini.
Baca juga: Menilik Asam Garam Becak di Ibu Kota, Sempat Tenggelam Hingga Rencana Penghidupan Kembali
5. Gunakan Logat Jawa
Ini sebenarnya untuk membangun nilai keakraban antara Anda dan tukang becak. Dengan komunikasi yang lebih mengalir, maka urusan negosiasi harga akan lebih berhasil.