Bagi Anda penggemar ranah musik metal, tentu sudah tidak asing lagi dengan band asal Leyton, Inggris yang melantunkan lagu “The Trooper”, “Fear of the Dark”, “Hallowed Be Thy Name”, hingga “Wasted Years”. Ya, Iron Maiden merupakan band bergenre heavy metal yang mulai aktif sejak tahun 1975 silam. Kelompok yang menyandang predikat sebagai new wave of British heavy metal ini memiliki sejumlah cerita yang unik untuk dibahas, salah satunya berasal dari pentolannya, Bruce Dickinson.
Lahir di Worksop, Nottinghamshire pada 7 Agustus 1958, Bruce tidak hanya terkenal sebagai frontman dari Iron Maiden saja, melainkan juga sebagai entrepreneur, penulis, broadcaster, hingga seorang pilot! Karir Bruce di sektor aviasi dimulai setelah ia mulai terkenal sebagai vokalis Iron Maiden.
Sekira tahun 1990-an, Bruce mulai belajar untuk mengemudikan si burung besi di Florida untuk sebuah penerbangan rekreasi. Tidak hanya sebatas ingin menerbangkan sebuah pesawat saja, Bruce ternyata memiliki kecintaan tersendiri terhadap sektor aviasi, sehingga ia memutuskan untuk terus mendalami ilmu sebagai seorang pilot.
Singkat cerita, ia berhasil mendapatkan lisensi pilot dan sejak saat itu, ia mulai rutin menerbangkan pesawat Boeing 757 milik maskapai penerbangan carteran asal Inggris, Astraeus. Berperan sebagai kapten penerbangan di sejumlah rute yang pernah ia operasikan, Bruce pun lambat laun diangkat menjadi Direktur Pemasaran Astraeus pada 16 September 2010 – menyandang dua peran vital sekaligus dalam kehidupannya (Vokalis Iron Maiden dan Direktur Pemasaran Astraeus).
Salah satu peran kunci yang dimainkan oleh Bruce dalam meraih salah satu posisi prestisius di Astraeus adalah ketika ia mempromosikan layanan pesawat carteran tersebut dengan cara meningkatkan jumlah video promosinya, dimana hal ini mengarah kepada UK Civil Aviation Authority.
Sayang, Astraeus yang terpaksa gulung tikar membuat Bruce memutuskan untuk membangun maskapainya sendiri yang berbasis di Wales, Cardiff Aviation pada 1 Mei 2012. Upaya Bruce untuk terus melebarkan sayap bisnisnya ini membuahkan hasil, dimana pada Agustus 2015, Cardiff Aviation menandatangani perjanjian untuk memberikan bantuan terhadap maskapai Air Djibouti.
Di sini, Bruce berperan sebagai kapten penerbangan pada first maiden Cardiff Aviation dari Cardiff menuju Djibouti.
Baca Juga: Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot
Sebagai pilot, Bruce bisa dibilang cukup banyak melakoni penerbangan yang cukup bergengsi, diantaranya Bruce pernah menerbangkan Rangers FC dalam sebuah partai tandang di Israel pada tahun 2007, dan Liverpool FC untuk bertandang ke Italia pada tahun 2010.
Tidak hanya itu, kepiawaian Bruce dalam mengemudikan pesawat ternyata dimanfaatkannya untuk membawa serta rekan-rekan band-nya ketika menjalani sejumlah tur. Sebut saja dalam “Somewhere Back in Time World Tour” yang diadakan pada tahun 2008-2009, Bruce bertindak sebagai pilot untuk pesawat Boeing 757 carteran yang lalu dimodifikasi dengan menggunakan livery Iron Maiden dan diberi nama Ed Force One.