Sejak meluncur komersial pada 1 April 2019, pengguna MRT Jakarta telah menikmati tarif dengan diskon 50 persen. Hal tersebut penting dilakukan dalam upaya untuk memperkenalkan dan mendorong masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi massa terbaru di Indonesia ini. Namun sebagai layanan yang bersifat bisnis, periode tarif dengan diskon tentu ada batasnya. Setelah diperpanjang pada 30 April lalu, maka mulai Sabtu 13 Mei, warga yang menggunakan MRT Jakarta akan dikenakan tarif normal.
“Kami sudah mempertimbangkan dampaknya, kemungkinan ada sekitar 39 persen pengguna yang akan berhenti menggunakan MRT Jakarta saat tarif normal berlaku. Harus diakui ada kelompok pengguna yang price sensitive,” ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta dalam acara Forum Jurnalis bebepa hari lalu. Dalam kesempatan terpisah, Direktur Operasional dan
Pemeliharaan PT MRT Jakarta M Effendy menyebutkan pihaknya akan mendorong integrasi dengan moda lainnya.
Sebelumnya PT MRT Jakarta mengusulkan kepada pihak Pemprov DKI untuk terus memperpanjang masa potongan tiket, sembari dilakukan evaluasi pada pricing. Di Mei 2019 MRT Jakarta sudah mengoperasikan 16 set kereta pada weekday, dengan rincian 14 set berjalan dan 2 set standby di depo. Sementara pada weekend aka nada 7 set yang berjalan setiap harinya.
Dengan menjual ketepatan waktu yang mencapai level 99,8 persen, MRT Jakarta mulai Mei 2019 akan menerapkan headway per 5 menit pada jam sibuk (07.00 – 09.00 dan 17.00 – 19.00 WIB) dan headway per 10 menit di luar jam sibuk. Pada weekend headway diberlakukan per 10 menit.