Setelah melakukan pembaruan terhadap sistem yang disinyalir sebagai penyebab kecelakaan dua maskapai beda benua, Ethiopian Airlines dan Lion Air, kini produsen pesawat asal Amerika ini mengaku telah mengetahui perihal masalah terkait dua kecelakaan di atas – jauh sebelum kedua maskapai ini menjadi headline di berbagai media dunia. Namun alih-alih menanggulangi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pihak Boeing malah membiarkannya begitu saja. Dan boom! Pihak Boeing kini berada dalam posisi yang sangat tidak diuntungkan.
Baca Juga: Ini Dia Daftar Maskapai yang Belum Hentikan Penggunaan Boeing 737 MAX 8
Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, perusahaan menyatakan secara tidak sengaja membuat fitur sensor alarm pada armadanya dari standar untuk semua unit menjadi opsional. Namun mereka tetap bersikeras hal tersebut tidak membahayakan keselamatan penerbangan.
Cerita ini bermula ketika beberapa bulan berselang setelah debut Boeing 737 pada tahun 2017 silam, dimana pihak perusahaan mengatakan bahwa para insinyur menyadari bahwa lampu sensor alarm hanya bekerja ketika maskapai penerbangan juga membeli fitur opsional terpisah. Akibatnya, dua penerbangan yang masing-masing jatuh di perairan Tanjung Karawang (Lion Air) dan Addis Ababa (Ethiopian Airlines) dilatarbelakangi oleh dua fitur keselamatan yang saling terpisah satu sama lain.
Absennya sensor alarm pada dua penerbangan di atas menjadikan software yang berada di pesawat ‘menekan’ hidung pesawat ke arah bawah dan memaksa pilot untuk menaikkan sudut kemiringan pesawat hingga akhirnya mengalami stall.
Fitur yang dipermasalahkan di sini merupakan alarm yang disebut Angle of Attack (AoA) Disagree, sebuah fitur yang dirancang untuk memberi informasi kepada pilot ketika terdapat dua sensor berbeda yang melaporkan data yang saling bertentangan. Boeing menyebut, fitur ini direncanakan bakal menjadi standar bagi semua unit produksinya. Namun hal itu tidak disadari hingga saat pengiriman pesawat, bahwa ternyata fitur ini tersedia jika maskapai membeli indikator yang bersifat opsional.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Sekitar sebulan berselang setelah jatuhnya pesawat Lion Air pada bulan Oktober 2018 lalu, Boeing baru mengisyaratkan kekeliruannya ini terhadap Federal Aviation Administration (FAA).
Mengutip dari laman BBC (7/5/2019), FAA tidak hanya mengatakan bahwa masalah tersebut (terpisahnya sensor alarm) “berisiko rendah”, namun juga mengatakan Boeing seharusnya bisa memberikan penjelasan untuk menghilangkan kemungkinan kebingungan oleh pilot yang menerbangan armadanya dengan memberi tahu sebelumnya.