Sebagai salah satu profesi yang menuntut kepiawaian dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari, tepat dalam mengambil keputusan, kemampuan komunikasi yang sempurna, hingga penguasaan diri yang optimal, bukan tidak mungkin apabila seorang pilot juga dapat terserang stress ketika menjalani rutinitasnya. Dapat Anda bayangkan, berapa banyak beban yang bertumpu di pundak seorang pilot ketika tengah bertugas?
Baca Juga: Inilah Penyebab Ketika Pilot Benar-Benar Kelelahan!
Selain harus mengantarkan penumpang sampai tujuan dengan selamat, mereka juga tidak boleh sesekali mengindahkan peraturan yang sudah ada sebelumnya, seperti terbang di jalur yang tidak semestinya, hingga mengabaikan variabel yang harus dicek sebelum mengudara. Sudah barang tentu, ada masanya ketika seorang pilot merasa stress dengan rutinitas rumitnya ini. Maka dari itu, di sektor aviasi global, dikenal dengan yang namanya flying stress.
Mungkin beberapa dari Anda akan bertanya-tanya, “apa sih flying stress itu?”
Flying stress merupakan stress khusus atau ketegangan dalam penerbangan (jika diartikan dari sudut pandang ilmu psikiatrik penerbangan). Tahan atau tidaknya seseorang dalam menghadapi stress memang tergantung pada ketahanan si pribadi itu sendiri dan sejumlah variabel yang mempengaruhinya – terutama integritas kepribadian dan motivasi.
Mengutip dari buku karangan Djarot S. Hindrayanto dan Wahjadi D. yang berjudul “Otopsi Psikologi Pada Kecelakaan Pesawat Udara yang diterbitkan pada tahun 2008 silam, gangguan stress ini dapat menimbulkan anxietas (kegelisahan) yang berlebih dan ini dapat menurunkan daya tahan terhadap stress itu sendiri, baik dalam derajat maupun durasinya.
Sekarang, saatnya kita berandai-andai. Bayangkan apabila Anda merupakan seorang pilot dan harus melihat hamparan langit tak berujung selama ribuan jam di dalam hidup Anda. Belum lagi Anda harus terus berkomunikasi dengan menara pengatur lalu lintas udara dan melakukan pre-flight check – yang terkenal sangat ribet setiap sebelum mengudara. Seberapa kuat Anda mampu meredam tingkat stress tersebut? Kendati Anda merupakan seorang yang sangat cinta terhadap sektor aviasi, namun pasti ada saja kalanya Anda merasa jenuh.
Baca Juga: Ketika Penerbangan Jarak Jauh, Apa Saja Sih Yang Dilakukan Pilot?
Nah, jika sudah begitu, kira-kira apa saja faktor yang mempengaruhi flying stress dari seorang pilot? Masih mengutip dari buku yang sama, berikut adalah 10 faktor yang bisa mempengaruhi flying stress seorang pilot.
1. Faktor yang disadari (kesadaran dalam proses berpikir)
2. Faktor yang tidak disadari (pengalaman masa lalu hingga motivasi yang mendasari seorang penerbang)
3. Faktor kepribadian
4. Faktor psikologi (perasaan takut dan kecemasan)
5. Faktor fisik (kelelahan atau kondisi tubuh yang kurang fit)
6. Faktor lingkungan (seperti ruang kokpit dan tempat tinggalnya)
7. Faktor pengalaman terbang
8. Faktor sosiokultur (kondisi sosial dari si pilot itu sendiri, seperti keadaan ekonomi, tren, hingga perusahaan yang tidak teratur)
9. Faktor perubahan hidup (pernikahan, perceraian, dan lain-lain), dan
10. Reaksi akut (pilot dituntut untuk melakukan suatu perbaikan dalam suatu penerbangan atau menghadapi situasi darurat).