Setelah beberapa waktu yang lalu Boeing mengumpulkan sejumlah pilot dan regulator dari berbagai negara guna bertukar aspirasi mengenai perbaikan software dari keluarga pesawat 737 MAX, kini produsen kedirgantaraan asal Negeri Paman Sam ini mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan lebih banyak waktu guna menyelesaikan perbaikan sistem kontrol penerbangan yang menjadi diduga kuat melatarbelakangi jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines dan Lion Air.
Baca Juga: Di Balik Prahara Boeing 737 MAX 8, Mampukah Airbus ‘Curi’ Ceruk Pasar?
Ya, dua kecelakaan yang terjadi dalam rentang waktu kurang lebih lima bukan ini telah menyedot perhatian publik dari berbagai penjuru dunia. KabarPenumpang.com mengutip dari berbagai laman sumber, pihak Boeing mengatakan akan menyerahkan dokumen akhir untuk perbaikan ini ke Federal Aviation Administration (FAA) pada 29 Maret untuk mengurangi agresitivas sistem otomatis pesawat dan menambah redundansi agar sistem tidak mudah diaktifkan secara otomatis ketika sistem lain mengalami kegagalan fungsi.
Namun, Boeing mengatakan pemutakhiran sistem yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) ini belum akan akan siap dalam beberapa pekan mendatang. Menurutnya, perusahaan menemukan masalah lain ketika pihak Boeing melakukan audit akhir dari pemutakhiran tersebut.
“Kami berupaya menunjukkan bahwa kami telah mengidentifikasi dan memenuhi semua persyaratan sertifikasi dengan tepat dan akan mengajukan tinjauan kepada FAA setelah selesai dalam beberapa minggu mendatang,” ujar salah satu juru bicara Boeing.
Alih-alih tergesa-gesa untuk menyampaikan hasil pemutakhiran tersebut kepada FAA, Boeing malah memundurkan jadwal untuk menyerahkan hasil revisi tersebut.
“Keselamatan adalah prioritas utama kami, dan kami akan mengambil pendekatan yang menyeluruh dan metodis untuk pengembangan dan pengujian pemutakhiran untuk memastikan kami memiliki waktu untuk memperbaikinya,” tandasnya.
Baca Juga: Hasil Pertemuan dengan Boeing, Garuda Indonesia Ingin Tukar Pesanan 737 MAX 8
Tidak hanya terhadap FAA saja, Boeing juga harus menyampaikan bahwa mereka membutuhkan persetujuan dari regulator penerbangan lainnya, termasuk di Eropa dan Cina.
“Berlandaskan prinsip kami, maka kami harus memastikan semua sistem yang kami perbaiki sudah tepat sasaran dan menangani semuanya dengan akurat.” tutupnya.