Ketika sektor kedirgantaraan dunia kini tengah berbondong-bondong untuk menghadirkan moda yang irit bahan bakar dan ramah lingkungan, sebenarnya ide semacam ini sudah terlintas dulu di perusahaan Faradair. Kembali ke tahun 2014 silam, dimana Faradair pertama kali mengusulkan sebuah Bio-electric-Hybrid-Aircraft (BEHA). Kala itu, perusahaan mengklaim bahwa pesawat ini merupakan yang paling ramah lingkungan di dunia. Kini perusahaan asal Britania Raya tersebut tengah berjibaku dengan waktu agar tahun 2025 mendatang, pesawat kreasi mereka bisa beroperasi.
Baca Juga: Virgin Atlantic Sukses Terbangkan Boeing 747 dengan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman newatlas.com, pesawat paling irit di dunia ini sendiri memiliki desain yang sangat berbeda dengan kebanyakan ‘burung besi’ di luar sana. BEHA_M1H memiliki bentuk sayap bertingkat tiga, dengan winglet yang memanjang ke arah atas. Bukan tanpa fungsi khusus, sayap bertingkat ini sendiri dikabarkan akan membuat pesawat lebih mudah untuk lepas landas. Faradair sendiri mengatakan bahwa pesawat ini mampu lepas landas dari runway yang memiliki panjanng kurang dari 300 meter.
Pesawat yang mampu mengangkut 18 penumpang ini juga didesain sedemikian rupa sehingga memiliki tingkat kebisingan yang jauh lebih rendah ketimbang pesawat jet komersial. BEHA_M1H memiliki tingkat kebisingan di bawah 60 dba (Desibel berbobot A – mendekati suara yang biasa didengar oleh telinga manusia), sedangkan kisaran tingkat kebisingan dari pesawat jet komersial berada di angka 140 dba.
Sesuai dengan jargon yang diusungnya – pesawat paling ramah lingkungan di dunia, BEHA_M1H menggunakan tenaga kombinasi baterai dan bio-diesel. Lebih khusus lagi, baterai akan digunakan pada bagian motor listrik saat lepas landas dan mendarat. Sedangkan bio-diesel sendiri akan ‘bekerja’ untuk menggerakkan mesin turboprop yang berkekuatan 1.600 hp saat pesawat tengah melaju di udara.
Saat pesawat tengah mengudara, baterai yang tadi disebutkan secara berbarengan dayanya akan terisi berkat adanya panel surya yang ditempatkan Faradair pada bagian atap pesawat.
Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, kelak para operator juga dapat mengganti fungsi dari BEHA_M1H ini dari pesawat penumpang komersial menjadi pesawat kargo hanya dalam waktu 15 menit saja! Jika tengah menjadi pesawat kargo, BEHA_M1H mampu menangkut beban seberat lima ton.
Baca Juga: “Double Bubble,” Konsep Pesawat Unik Berbahan Bakar Ramah Lingkungan
“Pesawat multi peran ini memungkinkan operator untuk menyediakan layanan perjalanan udara yang layak termasuk; penerbangan komuter terjadwal, pelatihan penerbangan, penerbangan charter, hingga pesawat kargo sekalipun. Salah satu karakteristik dari pesawat ini adalah perjalanannya yang sangat tenang,” ujar Direktur Pelaksana Faradair, Neil Cloughley.
“Kami sudah mulai membuka pesanan untuk maskapai dan bandara dari berbagai penjuru dunia. Rencananya pada tahun 2022 mendatang BEHA_M1H akan diuji coba,” tandasnya.