Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mungkin ingin mengikuti jejak Presiden Jokowi yang pada 6 Maret lalu menaiki kereta komuter KRL Jabodetabek dari Stasiun Tanjung Barat menuju Stasiun Bogor. Namun pengalaman Cyril Ramaphosa naik kereta komuter rupanya tidak berjalan mulus.
Dikabarkan Sang Presiden Afrika Selatan ini terjebak di dalam sebuah kereta komuter selama beberapa jam pada Senin (18/3/2019) kemarin. Alih-alih mengeluhkan kesialannya tersebut, Presiden Cyril malah bersyukur karena ia bisa melihat secara langsung realitas sehari-hari yang dialami oleh para komuter – tepat dua bulan sebelum pemilihan umum Afrika Selatan digelar. Patut diketahui, terjebaknya Presiden Cyril di dalam rangkaian kereta tersebut merupakan ajang sang petahana untuk melakukan kampanye.
Baca Juga: The Blue Train, Kereta Super Mewah dari Ujung Selatan Afrika
Seperti yang dirangkum KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, adapun insiden ini terjadi ketika Presiden Cyril hendak bertolak menuju Pretoria dari Mabopane. Bahkan sebelum terjebak di dalam kereta, Presiden Cyril terpaksa harus menunggu rangkaian kereta datang selama kurang lebih satu jam lamanya. Bahkan, perjalanan dari Mabopane menuju Pretoria yang hanya berjarak 50 km harus ditempuh sang presiden dan rombongan lainnya dalam waktu tiga jam – normalnya 45 menit saja.
Adapun lamanya perjalanan yang harus ditempuh oleh sang presiden ini dilatarbelakangi oleh masinis kereta lain harus berhenti akibat dirinya dilempari batu oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Ketika tengah mengular, sejumlah lensa kamera para jurnalis berhasil menangkap beberapa momen dimana Presiden Cyril berbincang dengan para komuter. Para jurnalis pun menyebarkan momen tersebut ke jejaring sosial – dan netizen menanggapinya dengan negative tones. Komentar buruk netizen ini muncul karena pelayanan kereta yang buruk.
Keterlambatan pemberangkatan kereta api di Afrika Selatan bukanlah hal yang aneh. Hampir setiap harinya, para komuter harus menunggu rangkaian ular besi yang terlambat untuk tiba di stasiun. Bahkan tidak hanya keterlambatan pemberangkatan saja, kereta yang anjlok juga seperti sudah menjadi pemberitaan yang lumrah di sana. Buruknya pelayanan kereta api di Afrika Selatan semacam inilah yang pada akhirnya membuat mereka geram dan menjadi bahan gunjingan para netizen.
“Dari 45 menit menjadi tiga jam … Selamat datang di dunia kami!” ujar salah seorang netizen.
Baca Juga: Chapman’s Peak, Jalur Tebing Nan Indah Meski Sarat Maut
“Presiden Cyril tidak tahu malu! Kami sebagai rakyat sudah mengeluhkan tentang buruknya pelayanan kereta api selama hampir satu dekade!” tandas yang lainnya.
Mengingat ini merupakan masa kampanye baginya, di akhir perjalanan Presiden Cyril berbjanji akan menemui pemangku kepentingan terkait guna mencari jalan keluar dari masalah nasional ini.
“Sangat tak bisa diterima, perjalanan sejauh 50 km membutuhkan waktu tiga jam dan kondisi ini harus segera berakhir,” ujar sang Presiden.